22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(48) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

sekelompok deva mengungkapkan pendapat mereka, yang dilampaui<br />

oleh Sang Buddha dengan pendapat Beliau yang lebih mendalam<br />

(vv.78-84, 95-101). Dalam beberapa sutta syair-syair tidak diucapkan<br />

dalam konteks percakapan melainkan mengungkapkan pandangan<br />

pribadi dari si deva, yang disetujui oleh Sang Buddha (vv.136-40),<br />

dan dua syair hanya sekedar puji-pujian pada Sang Bhagavā (vv.147,<br />

148). Dimulai dengan v.183, sutta-sutta menggunakan format standar,<br />

dengan para deva mengajukan teka-teki yang dijawab Sang Buddha<br />

dengan jawaban yang memuaskan mereka. Contoh yang mudah diingat<br />

dari teka-teki ini adalah tentang jenis membunuh yang disetujui oleh<br />

Sang Buddha, yang jawabannya adalah membunuh kemarahan (vv.223-<br />

24). Dalam satu sutta kita menemukan sentuhan humor ringan: satu<br />

devatā mengajukan serangkaian pertanyaan kepada Sang Buddha,<br />

jelas-jelas bermaksud secara duniawi, tetapi sebelum Sang Buddha<br />

menjawab, devatā lainnya menyela dan memberikan jawaban yang juga<br />

di tingkat duniawi. Kemudian Sang Buddha menjawab, mengangkat<br />

dialog tersebut ke bidang transenden (vv.229-31). Karena isinya yang<br />

bervariasi dan tajamnya syair-syairnya, maka dalam tradisi Theravāda,<br />

minimal di Sri Lanka, Devatāsaṃyutta sangat terkenal sebagai sumber<br />

teks yang menjadi acuan dalam khotbah-khotbah.<br />

2. Devaputtasaṃyutta<br />

Devaputta, atau “para putera deva,” adalah para deva muda yang baru<br />

terlahir di alam surganya masing-masing; devaduhitā, “para puteri deva,”<br />

juga disebutkan dalam komentar tetapi tidak terdapat dalam saṃyutta.<br />

Komentar mengatakan bahwa makhluk-makhluk ini terlahir kembali<br />

secara spontan di pangkuan para deva. Sementara para devatā dalam<br />

saṃyutta sebelumnya kebanyakan tidak disebutkan namanya, para<br />

deva muda selalu diidentifikasikan namanya, dan cukup mengejutkan<br />

bahwa beberapa dari mereka – atau minimal syair-syair mereka – telah<br />

muncul dalam Devatāsaṃyutta (baca 2:3, 4, 16, 19, 20, 21, 24, 27). Ini<br />

menyiratkan bahwa garis pemisah antara kedua kelompok deva ini<br />

tidak tegas, seperti halnya garis pemisah seorang dewasa dan seorang<br />

remaja juga tidak tegas. Bagian yang secara relatif lebih banyak dari<br />

syair-syair dalam bab ini lebih banyak membicarakan tentang latihan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!