22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(332) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

perdebatan, dan perselisihan. Tetapi syair-syair yang diucapkan oleh<br />

Sakka, raja para deva, adalah dalam lingkup bukan-hukuman dan<br />

bukan-kekerasan; karenanya [menyebabkan] kebebasan dari konflik,<br />

kebebasan dari perdebatan, dan kebebasan dari perselisihan. Sakka,<br />

raja para deva, telah menang dengan nasihat yang diucapkan dengan<br />

baik.’<br />

“Demikianlah, Para bhikkhu, Sakka, raja para deva, menang dengan<br />

nasihat yang diucapkan dengan baik.”<br />

6 (6) Sarang-sarang Burung<br />

Di Sāvatthī. “Para bhikkhu, suatu ketika di masa lampau, para deva<br />

dan para asura sedang bersiap-siap untuk suatu pertempuran. Dalam<br />

peperangan itu, para asura menang dan para deva kalah. Dalam<br />

kekalahan itu, para deva mundur ke utara sedangkan para asura<br />

mengejar mereka. Kemudian Sakka, raja para deva, berkata kepada<br />

kusirnya Mātali dalam syair:<br />

892. “’Hindari, O, Mātali, dengan galak keretamu<br />

Sarang-sarang burung dalam hutan-hutan pohon kapuk;<br />

Biarlah kita menyerahkan hidup kita kepada para asura<br />

<br />

Daripada membuat burung-burung ini kehilangan<br />

sarang.’ 621<br />

“’Baik, Baginda,’ Mātali si kusir menjawab, dan ia memutar balik<br />

keretanya bersama dengan barisan seribu ekor kuda berdarah murni.<br />

“Kemudian, Para bhikkhu, para asura itu berpikir: ‘Sekarang kereta<br />

Sakka dengan barisan seribu kuda berdarah murni berbalik. [225] Para<br />

deva akan menghadapi pertempuran dengan para asura untuk ke dua<br />

kalinya.’ Diserang oleh ketakutan, mereka memasuki kota para asura.<br />

Demikianlah, Para bhikkhu, Sakka, raja para deva, menang hanya<br />

dengan kebajikan.”<br />

7 (7) Seseorang Seharusnya Tidak Melanggar<br />

Di Sāvatthī. “Para bhikkhu, suatu ketika di masa lampau, ketika Sakka,

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!