22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(306) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

[Bhikkhu:]<br />

790. “Ketika waktu tengah hari tiba<br />

Dan burung-burung beristirahat,<br />

Hutan luas ini berbisik sendiri:<br />

Betapa indahnya itu terlihat olehku!”<br />

13 Kendur dalam Indria-indria<br />

Pada suatu ketika, sejumlah bhikkhu sedang berdiam di antara<br />

penduduk Kosala, di dalam suatu hutan. Mereka gelisah, terengahengah,<br />

putus-asa, berkata-kata kasar, [204] berbicara tidak terarah,<br />

kebingungan, tanpa pemahaman murni, tidak terkonsentrasi,<br />

berpikiran kacau, kendur dalam indria-indrianya. Kemudian devatā<br />

yang menghuni hutan tersebut, karena berbelas kasihan kepada<br />

para bhikkhu tersebut, mengharapkan kebaikan mereka, ingin<br />

membangkitkan semangat religius dalam diri mereka, mendekati<br />

mereka dan berkata kepada mereka dalam syair berikut:<br />

791. “Di masa lalu, para bhikkhu hidup berbahagia,<br />

Para siswa Gotama.<br />

Tanpa keinginan, mereka mencari makanan mereka,<br />

Tanpa keinginan, mereka menggunakan tempat tinggal<br />

mereka.<br />

Setelah mengetahui ketidakkekalan dunia ini,<br />

Mereka mengakhiri penderitaan.<br />

792. “Tetapi sekarang, bagaikan kepala desa<br />

Mereka membuat diri mereka sulit diatur.<br />

Mereka makan dan makan dan kemudian berbaring,<br />

Merindukan rumah mereka.<br />

793. “Setelah dengan tulus memberi hormat pada Saṅgha,<br />

Aku di sini mengatakan hanya sehubungan dengan<br />

beberapa:<br />

Mereka ditolak, tanpa perlindungan,<br />

Menjadi bagaikan mati.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!