22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(74) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

43<br />

“Aku tidak tahu apakah waktu itu;<br />

Waktu itu tersembunyi dan tidak dapat dilihat.<br />

Karena itu, tanpa bersenang-senang, aku mencari<br />

makanan;<br />

Tidak membiarkan waktu melewatiku!” 32<br />

Kemudian devatā itu turun ke tanah dan berkata kepada Yang<br />

Mulia Samiddhi: “Engkau telah meninggalkan keduniawian sejak<br />

muda, Bhikkhu, seorang pemuda berambut hitam, memiliki berkah<br />

kemudaan, dalam masa prima, tanpa pernah terlibat dalam kenikmatan<br />

indria. Nikmatilah kenikmatan indria manusia, Bhikkhu, jangan<br />

lepaskan apa yang telah terlihat secara langsung untuk mengejar apa<br />

yang memerlukan waktu lama.”<br />

“Aku tidak melepaskan apa yang terlihat secara langsung, Teman,<br />

untuk mengejar apa yang memerlukan waktu lama. Aku telah<br />

melepaskan apa yang memerlukan waktu yang lama untuk mengejar<br />

apa yang terlihat secara langsung. Karena Sang Bhagavā, Teman,<br />

telah menyatakan bahwa kenikmatan indria adalah membuangbuang<br />

waktu, penuh penderitaan, penuh keputusasaan, dan bahaya<br />

di dalamnya lebih besar, sedangkan Dhamma adalah terlihat secara<br />

langsung, segera, mengundang seseorang untuk datang dan melihat,<br />

dapat diterapkan, untuk dialami secara pribadi oleh para bijaksana.” 33<br />

“Tetapi bagaimanakah, Bhikkhu, bahwa Sang Bhagavā telah<br />

menyatakan bahwa kenikmatan indria adalah membuang-buang waktu,<br />

penuh penderitaan, penuh keputusasaan, dan bahaya di dalamnya<br />

lebih besar? Bagaimanakah bahwa Dhamma adalah terlihat secara<br />

langsung, segera, mengundang seseorang untuk datang dan melihat,<br />

dapat diterapkan, untuk dialami secara pribadi oleh para bijaksana?”<br />

“Aku baru saja ditahbiskan, Teman, belum lama meninggalkan<br />

keduniawian, baru saja datang ke dalam Dhamma dan Disiplin. Aku tidak<br />

dapat menjelaskannya secara terperinci. Tetapi Sang Bhagavā, Sang<br />

Arahanta, Yang Tercerahkan Sempurna, sedang berdiam di Rājagaha,<br />

di Taman Mata Air Panas. Datangilah Sang Bhagavā dan tanyakan<br />

kepada-Nya tentang persoalan ini. Saat Beliau menjelaskannya, engkau<br />

harus mengingatnya.”<br />

“Tidaklah mudah bagi kami untuk mendekati Sang Bhagavā,

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!