22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

7. Brahmaṇasaṃyutta (253)<br />

tanpa rumah. Ia secara langsung mengetahui: “Kelahiran telah<br />

dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan<br />

telah dilakukan, tidak ada lagi bagi kondisi makhluk ini.” 432 Dan Yang<br />

Mulia Bhāradvāja menjadi salah satu dari para Arahanta.<br />

2 (2) Caci-maki<br />

Pada suatu ketika, Sang Bhagavā sedang berdiam di Rājagaha, di<br />

Hutan Bambu, Taman Suaka Tupai. Brahmana Akkosaka Bhāradvāja,<br />

Bhāradvāja si pemaki, mendengar: 433 “Dikatakan bahwa brahmana dari<br />

suku Bhāradvāja telah meninggalkan kehidupan rumah tangga dan<br />

menjalani kehidupan tanpa rumah di bawah Petapa Gotama.” Marah<br />

dan tidak senang, ia mendatangi Sang Bhagavā dan [162] mencaci dan<br />

mencerca Beliau dengan kata-kata kasar.<br />

Ketika ia telah selesai berbicara, Sang Bhagavā berkata kepadanya:<br />

“Bagaimana menurutmu, Brahmana? Apakah teman-teman dan<br />

sahabat-sahabat, sanak keluarga dan saudara, juga para tamu datang<br />

mengunjungimu?”<br />

“Kadang-kadang mereka datang berkunjung, Guru Gotama.”<br />

“Apakah engkau mempersembahkan makanan atau kudapan *<br />

kepada mereka?” <br />

“Kadang-kadang aku melakukannya, Guru Gotama.”<br />

“Tetapi jika mereka tidak menerimanya darimu, maka milik<br />

siapakah makanan-makanan itu?”<br />

“Jika mereka tidak menerimanya dariku, maka makanan-makanan<br />

itu tetap menjadi milikku.”<br />

“Demikian pula, Brahmana, kami—yang tidak mencaci siapa pun,<br />

yang tidak memarahi siapa pun, yang tidak mencerca siapa pun—<br />

menolak menerima darimu cacian dan kemarahan dan semburan yang<br />

engkau lepaskan kepada kami. Itu masih tetap milikmu, Brahmana! Itu<br />

masih tetap milikmu, Brahmana!”<br />

“Brahmana, seseorang yang mencaci orang yang mencacinya,<br />

yang memarahi orang yang memarahinya, yang mencerca orang<br />

yang mencercanya—ia dikatakan memakan makanan, memasuki<br />

* ku·dap·an n penganan yang dimakan di luar waktu makan; makanan kecil;<br />

- KBBI (*ed)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!