22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(252) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

Kemudian brahmana dari suku Bhāradvāja, marah dan tidak senang,<br />

mendatangi Sang Bhagavā dan saling bertukar sapa dengan Beliau.<br />

Ketika mereka telah menutup sapaan dan ramah tamah, ia lalu duduk<br />

di satu sisi [161] dan berkata kepada Sang Bhagavā dalam syair: 431<br />

613. “Setelah membunuh apakah seseorang tidur dengan lelap?<br />

Setelah membunuh apakah seseorang tidak bersedih? <br />

Apakah satu hal, O, Gotama,<br />

Yang merupakan pembunuhan yang Engkau setujui?”<br />

[Sang Bhagavā:]<br />

614. “Setelah membunuh kemarahan, seseorang tidur dengan<br />

lelap;<br />

Setelah membunuh kemarahan, seseorang tidak bersedih;<br />

Pembunuhan kemarahan, O, Brahmana,<br />

Dengan akar beracun dan pucuk bermadu:<br />

Ini adalah pembunuhan yang dipuji oleh para mulia,<br />

Karena setelah membunuh itu, seseorang tidak bersedih.”<br />

Ketika hal ini diucapkan, brahmana dari suku Bhāradvāja berkata<br />

kepada Sang Bhagavā: “Mengagumkan, Guru Gotama! Mengagumkan,<br />

Guru Gotama! Dhamma telah dibabarkan dalam berbagai cara oleh<br />

Guru Gotama, seperti menegakkan apa yang terbalik, mengungkapkan<br />

apa yang tersembunyi, menunjukkan jalan kepada yang tersesat, atau<br />

menyalakan pelita dalam kegelapan sehingga mereka yang memiliki<br />

mata dapat melihat bentuk-bentuk. Aku berlindung pada Guru<br />

Gotama, dan kepada Dhamma, dan kepada Bhikkhu Saṅgha. Semoga<br />

aku menerima pelepasan keduniawian di bawah Guru Gotama, sudilah<br />

memberikan penahbisan yang lebih tinggi kepadaku.”<br />

Kemudian brahmana dari suku Bhāradvāja menerima pelepasan<br />

keduniawian di bawah Sang Bhagavā, ia menerima penahbisan yang<br />

lebih tinggi. Dan segera, tidak lama setelah penahbisannya, berdiam<br />

sendirian, tidak berkomunikasi dengan orang lain, rajin, tekun, dan<br />

teguh, Yang Mulia Bhāradvāja, dengan mengalami oleh dirinya sendiri<br />

dengan pengetahuan langsung dalam kehidupan ini juga akan tujuan<br />

yang tiada bandingnya dari kehidupan suci yang dicari oleh orangorang<br />

yang meninggalkan keduniawian dan menjalani kehidupan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!