22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(60) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

sang devatā keliru menafsirkan perilaku bhikkhu itu. Demikianlah<br />

dalam 9:2 devatā itu datang dan mencela bhikkhu yang tertidur, tidak<br />

menyadari bahwa bhikkhu itu telah mencapai Kearahatan, dan dalam<br />

9:8 karena bergaul terlalu akrab dengan seorang perempuan, sekali lagi<br />

tidak menyadari bahwa bhikkhu itu adalah seorang Arahanta (menurut<br />

Komentar). Dalam 9:6, sesosok devatā dari surga Tāvatiṃsa mencoba<br />

untuk membujuk Yang Mulia Anuruddha agar bertekad untuk terlahir<br />

kembali di alamnya, namun ia menyatakan bahwa ia telah mengakhiri<br />

proses kelahiran kembali dan tidak akan pernah menjalani kehidupan<br />

lagi. Sutta terakhir dalam bab ini (9:14) juga terdapat dalam Jātaka,<br />

namun dengan pemeran Bodhisatta diperankan oleh bhikkhu di sini.<br />

10. YakkhaSaṃyutta<br />

Para Yakkha adalah makhluk kejam yang menghuni tempat-tempat<br />

terpencil seperti hutan-hutan, gunung-gunung, dan gua-gua. Mereka<br />

digambarkan berwajah menyeramkan dan cepat marah, tetapi jika<br />

diberi persembahan dan dihormati maka mereka menjadi ramah dan<br />

akan lebih melindungi orang daripada mencelakainya. Banyak altar<br />

yang berbaris disepanjang perbatasan India Utara didirikan untuk<br />

menghormati para yakkha dan mengharapkan kebaikan mereka.<br />

Walaupun hidup dalam kesengsaraan namun mereka memiliki potensi<br />

untuk tercerahkan dan dapat mencapai jalan dan buah kehidupan<br />

spiritual.<br />

Sutta-sutta dalam bab ini mencakup topik-topik yang luas. Apa<br />

yang menghubungkannya bukanlah isi dari syair-syair melainkan<br />

fungsi memajukan dengan menunjukkan Sang Buddha sebagai Sang<br />

Bijaksana tanpa tandingan yang, dengan cara-cara terampil-Nya,<br />

mampu menjinakkan dan mentransformasi bahkan raksasa yang<br />

paling kejam dan paling menakutkan, seperti Sūciloma (10:3) dan<br />

Āḷavaka (10:12). Saṃyutta ini juga memasukkan dua kisah yakkha<br />

perempuan yang menarik, setan kelaparan yang menghuni daerah<br />

pinggiran Hutan Jeta, yang sangat tergerak oleh khotbah Sang Buddha<br />

dan pelafalan oleh para bhikkhu sehingga mereka menjadi pengikut<br />

awam yang baik (10:6, 7). Dalam Saṃyutta ini kita juga menemukan<br />

kisah pertemuan pertama Anāthapiṇḍika dengan Sang Buddha, yang

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!