22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pendahuluan Umum (37)<br />

implikasi teknis yang sama seperti halnya parinibbuta, tetapi dapat<br />

berarti sekadar “damai, puas, nyaman,” tanpa harus menggambarkan<br />

bahwa orang tersebut telah mencapai Nibbāna. 13 Pada I 24,11 dan<br />

II 279,8 kata ini memiliki implikasi ini; pada I 236,21 kata ini hanya<br />

berarti damai; pada III 43, dalam kata majemuk tadaṅganibbuta, kata ini<br />

jelas tidak menyiratkan Nibbāna, karena intinya di sana adalah bahwa<br />

bhikkhu itu hanya telah mendekati pencapaian tujuan. Kata kerabat<br />

dari parinibbāna muncul dalam bahasa percakapan yang berhubungan<br />

dengan makna non-doktrin; misalnya, baik kata parinibbāyati dan<br />

parinibbuta digunakan untuk menggambarkan penjinakan kuda (pada<br />

MN I 446,8-10). Tetapi bahkan di sini kata-kata itu sepertinya digunakan<br />

dengan “banyak makna,” karena perumpamaan kuda diperkenalkan<br />

untuk memberikan perbandingan dengan seorang bhikkhu yang<br />

mencapai Kearahatan.<br />

PERUBAHAN LAIN<br />

Dalam MLDB saya menerjemahkan vitakka dan vicāra berturut-turut<br />

sebagai “awal pikiran” dan “kelangsungan pikiran.” Dalam terjemahan<br />

ini kedua kata itu menjadi “pikiran” dan “pemeriksaan”. Pemeriksaan<br />

jelas lebih mendekati makna sebenarnya dari vicāra. Akan tetapi, jika<br />

vitakka diterjemahkan sebagai “pikiran”, maka diperlukan peringatan.<br />

Dalam penggunaan umum, vitakka berhubungan erat dengan “pikiran”<br />

kita yang mana tidak ada terjemahan lain yang sepertinya lebih<br />

baik; misalnya, dalam kāmavitakka, pikiran nafsu, atau lawannya,<br />

nekkhammavitakka, pikiran melepaskan keduniawian. Akan tetapi,<br />

ketika vitakka dan vicāra muncul sebagai faktor dari jhāna pertama,<br />

maka kedua itu tidak melakukan fungsi karakteristik pikiran yang<br />

mengembara dari kesadaran biasa. Di sini, vitakka adalah faktor batin<br />

yang berfungsi mengarahkan pikiran pada objek, dan vicāra adalah<br />

faktor yang berfungsi memeriksa objek secara terus-menerus untuk<br />

mengikat pikiran pada objek.<br />

Bhava, dalam MLDB, diterjemahkan sebagai “makhluk.” Dalam<br />

mencari alternatif, saya bereksperimen dengan “menjadi,” tetapi<br />

ketika kelemahan dari pilihan ini ditunjukkan pada saya maka saya<br />

memutuskan untuk kembali pada “penjelmaan,” yang digunakan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!