22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(28) Saṃyutta Nikāya<br />

yang tepat di sini sepertinya adalah gagasan-gagasan dan gambarangambaran<br />

pikiran, tetapi komentar memahami dhamma dalam konteks<br />

ini termasuk bukan hanya objek-objek kesadaran tetapi pendampingpendampingnya<br />

juga. Karena itu saya menerjemahkannya sebagai<br />

“fenomena pikiran,” yang cukup luas untuk mencakup kedua aspek<br />

pengalaman ini. Sebagai yang ke empat satipaṭṭhāna, landasan objektif<br />

perhatian, dhammā sering kali diterjemahkan sebagai “objek-objek<br />

pikiran.” Demikianlah saya menerjemahkannya dalam MLDB, tetapi<br />

setelah meninjaunya kembali sepertinya tidak memuaskan bagi<br />

saya. Tentu saja, segala sesuatu yang ada dapat merupakan objek<br />

pikiran, dan dengan semikian semua dhammā dalam satipaṭṭhāna ke<br />

empat adalah objek-objek pikiran; tetapi istilah objek-objek pikiran<br />

menekankan di tempat yang salah. Saya sekarang memahami dhamma<br />

sebagai fenomena secara umum, tetapi fenomena disusun menurut<br />

pengelompokan Dhamma, ajaran, sedemikian sehingga menuntun<br />

menuju pencapaian Dhamma penting yang tercakup dalam Empat<br />

Kebenaran Mulia.<br />

Akhirnya, -dhamma sebagai akhiran berarti “tunduk pada” atau<br />

“bersifat.” Demikianlah seluruh fenomena yang muncul saling<br />

bergantungan adalah “tunduk pada kehancuran, kelenyapan,<br />

peluruhan, dan penghentian” (khayadhamma, vayadhamma,<br />

virāgadhamma, niroddhadhamma; II 26,9 foll.). kelima kelompok unsur<br />

kehidupan adalah “bersifat tidak kekal, bersifat menyakitkan, bersifat<br />

tanpa-diri” (aniccadhamma, dukkhadhamma, anattadhamma; III 195-96).<br />

SAṄKHĀRĀ<br />

Dalam MLDB saya telah mengubah terjemahan coba-coba dari<br />

kata saṅkhārā oleh Yang Mulia Ñāṇamoli sebagai “kehendak” kembali<br />

pada pilihannya semula, “bentukan-bentukan.” Sadar bahwa kata ini<br />

memiliki kelemahannya sendiri, dalam mempersiapkan terjemahan<br />

ini saya telah bereksperimen dengan beberapa pilihan. Yang<br />

paling menarik dari pilihan-pilihan ini adalah “konstruksi,” tetapi<br />

akhirnya saya merasa bahwa kata ini juga sering kali mengarah pada<br />

ketidakjelasan. Karenanya, bagaikan burung gagak pencari daratan<br />

yang selalu kembali ke kapal jika tidak melihat daratan (baca Vism

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!