22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(452) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

341. Bait pertama adalah lazim dalam Thi, terdapat pada vv.<br />

59,142,195,203,235, dan sebagainya. Spk menjelaskan: “Kegembiraan<br />

keinginan telah dihancurkan bagiku sehubungan dengan<br />

semua kelompok kehidupan, landasan-landasan indria, unsurunsur,<br />

jenis-jenis kehidupan, modus asal-mula, alam kelahiran<br />

kembali, lingkungan, dan alam. Gumpalan kebodohan telah dihancurkan<br />

dengan pengetahuanku.”<br />

342. Thi-a 156 mengatakan bahwa dalam kehidupan awam, ia adalah<br />

teman dari Khemā, permaisuri Raja Bimbisāra. Ketika ia mendengar<br />

bahwa Khemā telah meninggalkan keduniawian di bawah<br />

Sang Buddha, ia mengunjunginya dan menjadi sangat terinspirasi<br />

oleh perbincangan mereka sehingga ia juga memohon<br />

penahbisan. Khemā menjadi penahbisnya, baca Komentar syair<br />

ini, pp. 204-6. Syairnya terdapat pada thi 169-74. Sementara syairsyair<br />

di sini tidak ada di antaranya, namun yang menarik, vv.<br />

528 dan 530 (dengan perbedaan kecil) terdapat di antara syairsyair<br />

Khemā, Thi 139 dan 140.<br />

343. Spk mengurutkan lima alat musik: ātata, vitata, ātatavitata, susira,<br />

ghana. Spk-pṭ menjelaskan ātata sebagai suatu alat musik dengan<br />

satu permukaan tertutup kulit, seperti tambur (kumbha); vitata,<br />

suatu alat musik dengan dua permukaan ditutup kulit, seperti<br />

bheri dan tambur mudiṅga; ātatavitata, suatu alat musik dengan<br />

bagian kepala ditutup kulit dan diikat dengan senar, seperti lute<br />

(viṇa); susira, alat musik tiup, termasuk suling, kulit kerang, dan<br />

trompet; dan ghana adalah kelompok alat musik perkusi (tidak<br />

termasuk tambur), seperti simbal, tamburin, dan gong.<br />

344. Walaupun tiga edisi membaca pāda c bhindanena, Ee2 dan SS<br />

membaca bhindarena, yang mungkin menunjukkan suatu bacaan<br />

sejarah bhidurena. Padanan dalam Thi, v. 140, membaca āturena,<br />

namun Thi 35a berisikan frasa bhiduro kayo. Bhindana dan bhidura,<br />

keduanya dikemas secara identik dalam komentarnya masing-masing<br />

sebagai bhijjanasabhāva, “mengalami kehancuran”.<br />

345. Spk: Pāda a merujuk pada alam berbentuk, pāda b merujuk pada<br />

alam tanpa bentuk, dan pāda c merujuk pada delapan pencapaian<br />

meditasi lokiya. Dengan menyebutkan dua alam yang lebih

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!