22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

5. Bhikkhunīsaṃyutta: Catatan Kaki (453)<br />

tinggi, alam indriawi juga termasuk. Karena itu, ia mengatakan,<br />

“Di mana-mana kegelapan kebodohan telah dihancurkan.”<br />

346. Dia adalah bhikkhunī yang paling unggul dalam hal kekuatan<br />

batin (iddhi), yang ia akui dalam vv. 534-35. Syair-syairnya pada<br />

Thī 224-35, vv. 532-35 bersesuaian dengan Thī 230-33, namun<br />

dengan beberapa perbedaan signifikan. Thī 234 identik dengan<br />

v. 521 di sini yang diduga berasal dari Aḷavikā.<br />

347. Pāda c: Na c’ atthi te dutiyā vaṇṇadhātu. Saya menerjemahkan secara<br />

bebas sesuai dengan kemasan Spk: “Tidak ada unsur kecantikan<br />

kedua seperti unsur kecantikanmu; tidak ada bhikkhunī<br />

lain yang menyerupai engkau.” Permainan kata pada nama<br />

Bhikkhunī mungkin disengaja. Se dan Ee1 & 2 mencantumkan<br />

sebuah pāda tambahan antara pāda c dan d, idh’ āgatā tādisikā<br />

bhaveyyuṃ, yang tidak terdapat dalam Be dan Thī 230. Bagi saya,<br />

ini sepertinya adalah kesalahan penulisan, karena identik dengan<br />

pāda b dari syair berikutnya, yang sesuai.<br />

348. Spk menjelaskan pāda ab seolah-olah bermakna: “Walaupun seratus<br />

ribu penjahat datang ke sini, mereka akan diperlakukan<br />

sepertimu dalam hal mereka tidak akan mendapatkan keramahan<br />

dan kasih sayang.” Akan tetapi, saya menerjemahkan, sesuai<br />

dengan makna yang jelas, yang juga memperoleh dukungan dari<br />

kemasan Thi-a pada Thi 231.<br />

349. Iddhipādā, “landasan kekuatan batin”, adalah kondisi pendukung<br />

untuk mempraktikkan iddhi atau kekuatan gaib yang dijelaskan<br />

pada syair sebelumnya, baca 51:11.<br />

350. Cālā, Upacālā, dan Sīsupacālā—yang syair-syairnya muncul dalam<br />

5:6-8 berturut-turut—adalah adik-adik perempuan dari<br />

Sāriputta, dalam urutan umur menurun. Syair-syair mereka terdapat<br />

pada Thī 182-88, 189-95, 196-203. Akan tetapi, bukan hanya<br />

kesesuaian antara dua koleksi tersebut, namun juga penulis<br />

sumbernya juga berbeda. Syair Cālā v. 537 bersesuaian dengan<br />

Thī 191, dan v. 538 secara samar-samar bersesuaian dengan<br />

Thī 192, yang keduanya diduga bersumber dari Upacālā. Syair<br />

Upacālā vv. 540-43 bersesuaian dengan Thī 197, 198, 200 dan 201,<br />

di sana diduga bersumber dari Sīsupacālā. Dan syair Sīsupacālā

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!