22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

1. Devatāsaṃyutta: Catatan Kaki (395)<br />

106. “Alam Yama” ( yamaloka) di sini jelas merujuk pada pettivisaya,<br />

alam setan. Yama adalah Raja Kematian; baca MN 179-86, AN I<br />

138-42.<br />

107. Saya membaca Se dan Ee1 ete sagge pakāsenti, dan bukannya Be<br />

ete saga pakāsanti, “Alam surga ini bersinar”, dan Ee2 ete sagge<br />

pakāsanti, “ini bersinar di alam surga”, saya menganggap sagge<br />

sebagai akusatif jamak daripada lokatif tunggal yang juga masuk<br />

akal.<br />

108. Spk-pṭ: Karena mereka memiliki kebahagiaan, maka mereka<br />

bagaikan para deva yang mengendalikan benda-benda ciptaan<br />

para deva lainnya. Perbandingannya adalah dengan para deva<br />

dari alam paranimmitavasavatti, alam surga indria ke enam.<br />

109. Deva Ghaṭikāra adalah seorang pengrajin tembikar pada masa<br />

Buddha Kassapa, yang memiliki tempat kediaman monastik di<br />

Vehaliṅga, kotanya. Pada masa itu, , Calon Buddha Gotama adalah<br />

sahabatnya, pemuda Brahmana Jotipāla. Walaupun Jotipāla<br />

meninggalkan keduniawian dan menjadi bhikkhu di bawah Buddha<br />

Kassapa, Ghatikāra terpaksa tetap sebagai perumah tangga<br />

untuk menyokong orang tuanya yang sudah tua dan buta. Ia<br />

adalah penyokong utama Sang Buddha dan telah mencapai tingkat<br />

Yang-Tidak-Kembali. Inti dari kisah ini, dijelaskan dalam MN<br />

No. 81, muncul dalam bentuk syair-syair berikutnya di sini.<br />

Avihā adalah salah satu alam murni (baca n. 83). Spk mengatakan<br />

bahwa tujuh bhikkhu terbebaskan melalui pembebasan dari<br />

Buah Kearahatan, yang mereka capai segera setelah mereka terlahir<br />

kembali di alam Brahmā Avihā.<br />

110. Dalam pāda a, saya membaca paṅkaṃ dengan Be dan Ee1, bu-<br />

kannya saṅgaṃ (“ikatan”) dalam Se dan Ee2. Spk menyebutkan<br />

bahwa meninggalkan tubuh manusia menyiratkan pelenyapan<br />

lima belenggu yang lebih rendah, dan belenggu surgawi (dibbayogo)<br />

menyiratkan lima belenggu yang lebih tinggi.<br />

111. Saya mengikuti ejaan nama dalam Se. Upaka adalah nama sebelumnya<br />

dari Petapa Ajivaka yang bertemu dengan Sang Buddha<br />

tidak lama setelah mencapai Penerangan Sempurna dalam perjalanan<br />

menuju Isipatana (MN I 170,33 - 171,20). Kelak, setelah

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!