22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(56) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

(rūpadhātu) jauh di atas alam surga indria. Alam mereka disebut “alam<br />

brahmā,” yang ada banyak, dengan dimensi dan tingkat kekuasaan<br />

yang bervariasi. Di dalam alam mereka, para brahmā berdiam dalam<br />

kelompok-kelompok, dan Mahābrahmā (atau kadang-kadang brahmā<br />

dengan nama yang lebih personal) terlihat sebagai pemimpin dari<br />

kelompok itu, lengkap dengan para menteri dan pengikut. Seperti<br />

juga semua makhluk hidup, brahmā juga tidak kekal, masih terikat<br />

pada lingkaran kelahiran kembali, walaupun kadang-kadang mereka<br />

melupakan hal ini dan menganggap bahwa mereka abadi.<br />

Jalan menuju kelahiran kembali di alam brahmā adalah penguasaan<br />

jhāna-jhāna, yang masing-masingnya bersesuaian dengan tingkatan<br />

alam berbentuk tertentu (lihat tabel 3). Kadang-kadang Sang Buddha<br />

menyebutkan empat “alam brahmā” (brahmavihāra) sebagai sarana<br />

untuk terlahir kembali di alam brahmā. Yaitu meditasi cinta kasih,<br />

belas kasihan, kegembiraan altruistik, dan keseimbangan yang tanpa<br />

batas (mettā, karuṇā, muditā, upekkhā).<br />

Nikāya memberikan evaluasi yang bertentangan atas brahmā,<br />

seperti dapat dilihat dalam Saṃyutta ini. Di satu pihak, brahmā-brahmā<br />

tertentu digambarkan sebagai pelindung gagah berani atas pengajaran<br />

Buddha dan sebagai pengikut Sang Guru yang berbakti. Tetapi tentu<br />

saja karena usianya yang panjang dan tingginya mereka dalam<br />

hirarki kosmis, maka para brahmā cenderung dikuasai kebodohan<br />

dan keangkuhan; bahkan, kadang-kadang mereka menganggap<br />

diri mereka adalah pencipta yang maha-kuasa dan penguasa alam<br />

semesta. Mungkin evaluasi ganda ini mencerminkan sikap ganda Sang<br />

Buddha terhadap brahmana: penghormatan pada cita-cita kehidupan<br />

brahmana masa lampau (seperti yang tercatat dalam kata brahmacariya<br />

dan brahmavihāra) dipasangkan dengan penolakan pada keinginan<br />

brahmana masa sekarang atas superioritas yang berdasarkan pada<br />

kelahiran dan silsilah.<br />

Brahmā yang paling menonjol dalam hal baktinya pada Sang<br />

Buddha adalah Brahmā Sahampati, yang muncul beberapa kali dalam<br />

SN. Segera setelah Penerangan Sempurna ia turun dari alamnya dan<br />

muncul kembali di hadapan Sang Bhagavā untuk memohon agar Beliau<br />

mengajarkan Dhamma kepada dunia (6:2), memuji seorang bhikkhu<br />

Arahanta ketika mengumpulkan dana makanan (6:3), mencela Si Jahat

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!