22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(348) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

ini, yakkha itu menjadi semakin tampan, semakin menarik, semakin<br />

terlihat agung.”<br />

“Kemudian, Para bhikkhu, para deva Tāvatiṃsa itu mendatangi<br />

Sakka dan berkata kepadanya: ‘Di sini, Baginda, yakkha cacat yang<br />

buruk rupa telah menduduki tempat dudukmu…. Tetapi semakin<br />

para deva menggerutu … [238] yakkha itu menjadi semakin tampan,<br />

semakin menarik, semakin terlihat agung.’—‘Dia pasti yakkha pemakan<br />

kemarahan.’”<br />

“Kemudian, Para bhikkhu, Sakka, raja para deva, mendekati yakkha<br />

pemakan-kemarahan itu. 659 Setelah mendekat, ia merapikan jubah<br />

atasnya di salah satu bahunya, berlutut dengan lutut kanan menyentuh<br />

tanah, dan merangkapkan tangan sebagai penghormatan kepada<br />

yakkha itu, ia menyebutkan namanya tiga kali: ‘Aku, Tuan,<br />

adalah Sakka, raja para deva! Aku, Tuan, adalah Sakka, raja para deva!<br />

Semakin Sakka menyebutkan namanya, yakkha itu menjadi semakin<br />

buruk dan buruk dan menjadi lebih cacat hingga ia lenyap dari sana.”<br />

“Kemudian, Para bhikkhu, setelah duduk di tempat duduknya<br />

sendiri, memberikan instruksi kepada para deva Tāvatiṃsa, Sakka,<br />

raja para deva, pada kesempatan itu melantunkan syair-syair ini:<br />

941. “’Aku tidak terganggu dalam batin,<br />

Juga tidak mudah terpengaruh oleh pusaran kemarahan.<br />

Aku tidak pernah marah dalam waktu yang lama,<br />

Juga kemarahan tidak bertahan lama dalam diriku. 660<br />

942. “’Ketika aku marah, aku tidak mengucapkan kata-kata<br />

kasar<br />

Dan aku tidak memuji kebajikanku.<br />

Aku menjaga diriku senantiasa terkendali baik <br />

Demi kebaikanku.’” 661<br />

23 (3) Kegaiban<br />

Di Sāvatthī. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut: “Para bhikkhu,<br />

suatu ketika di masa lampau Vepacitti, raja para asura, sedang sakit,<br />

menderita, sangat sakit. 662 Kemudian Sakka, raja para deva, mendekati<br />

Vepacitti untuk menanyakan tentang penyakitnya. Dari jauh, Vepacitti

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!