20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Setibanya di depan rumah penginapan di See shia, sesudah mengamat amati keadaan barulah<br />

ia masuk ke kamarnya. Siauw Ciauw kelihatan berduduk di samping jendela. Ia sedang<br />

menjahit. Melihat masuknya seorang muka coklat, si nona terkejut dan sesaat kemudian<br />

barulah ia mengenali Boe Kie. Dengan paras berseri-seri, ia berkata, Kauwcoe, kau membuat<br />

aku kaget sekali. Kukira seorang petani tolol kesalahan masuk ke kamar ini.<br />

“Kau jahit apa? tanya Boe Kie.<br />

Paras muka si nona berubah merah, buru-buru ia menyembunyikan pakaian yang sedang<br />

dijahitnya dibelakangnya. “Tak apa-apa, jawabnya serta menyelipkan pakaian itu di bawah<br />

bantal. Ia lalu menuang teh untuk Boe Kie dan berkata sambil tertawa, “Apa Kongcoe mau<br />

cuci muka?<br />

“Tidak, sahutnya sambil mengangkat cangkir teh. Sambil meneguk teh ia berpikir, “Tio<br />

Kauwnio ingin aku menemaninya untuk meminjam To liong-to. Aku tidak bisa menolak.<br />

Pertama, sebagai laki laki aku tidak bisa menarik pulang janji dan kedua aku memang ingin<br />

menyambut Gie hoe pulang ke Tiong goan. Gie hoe mempunyai musuh dan sesudah kedua<br />

matanya buta, ia pasti tak akan bisa membela dirinya sendiri. Tapi sekarang sesudah<br />

berserikatnya berbagai partai, semua permusuhan lama sudah disingkirkan. Asal aku berada<br />

sama2 orang pasti tak akan mengganggu Gie hoe. Tapi pelayaran sangat berbahaya. Siauw<br />

Ciauw tidak boleh mengikut. Bagaimana baiknya? Hmm.. ya begini saja. Aku akan minta<br />

bantuan Tio Kauwnio supaya Siauw Ciauw bisa dititipkan di Ong hoe untuk sementara waktu.<br />

Dengan berdiam di gedung raja muda keselamatannya lebih terjamin daripada di tempat lain.<br />

Memikir begitu, ia tersenyum.<br />

“Kongcoe, mengapa kau tertawa? Kau lagi pikir apa? tanya si nona.<br />

“Aku mau pergi ke sebuah tempat yang sangat jauh, jawabnya. “Tak bisa aku membawa kau.<br />

Aku telah memikir sebuah tempat, dimana kau bisa berdiam sementara waktu.<br />

Paras muka Siauw Ciauw lantas saja berubah. “Kongcoe, kemanapun kau pergi aku mau<br />

mengikut, katanya. “Siauw Ciauw sudah biasa melayani kau setiap hari. Aku tidak mau<br />

berdiam di tempat orang yang belum dikenal.<br />

“Aku mengambil keputusan itu untuk kebaikanmu sendiri, Boe Kie membujuk. “Tempat itu<br />

sangat jauh dan perjalanan penuh dengan bahaya. Aku sendiri tak tahu, sampai kapankah aku<br />

kembali.<br />

“Kongcoe, waktu berada di gua di Kong beng teng, Siauw Ciauw telah mengambil keputusan<br />

untuk terus mengikuti kau, kemana juga kau pergi. Kau hanya bisa menolak tekadku dengan<br />

<strong>membunuh</strong> aku. Kongcoe, apakah kau merasa sebal terhadapku dan tidak mau aku terus<br />

mengikuti?<br />

“Tidak! Kau tahu, bahwa aku sangat menyayang kau dan aku hanya tidak mau kau menempuh<br />

bahaya yang sebenarnya tidak perlu ditempuh. Begitu lekas kembali, aku akan mencarimu.<br />

Si nona menggeleng-gelengkan kepala. “Aku bersedia untuk menghadapi bahaya apapun jua,<br />

katanya dengan suara mantap.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1009

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!