20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ayangan bunga di kaca atau bayangan rembulan di muka air. Tapi. . . aku tak berkuasa untuk<br />

menindas dorongan hati . .untuk menindih keinginan mencari dia."<br />

Sambil melamun, la membiarkan keledainya jalan sejalan-jalannya. Diwaktu lohor ia sudah<br />

terpisah agak jauh dari Siau sit san, Disepanjang jalan, ia menikmati pemandangan yang<br />

sangat indah dan dari jauh ia memandang puncak timur dari Siauw sit san yang menjulang<br />

kelangit. Mendadak, dari antara pohon-pohon siong yang sudah ribuan tahun tuanya, lapatlapat<br />

terdengar suara khim. "Si apa yang menaruh khim ditengah gunung yang sunyi ini ?"<br />

tanyanya didalam hati. Karena kepingin tahu, ia melompat turun dari keledainya dan berjalan<br />

kearah suara tetabuhan itu.<br />

Jilid 2____________<br />

Sesudah datang lebih dekat, ia mendapat kenyataan, bahwa suara khim itu diiringi dengan<br />

suara lain, seperti semacam nyanyian.<br />

Semenjak kecil, di bawah pimpinan ibunya Kwee Siang telah mempelajari berbagai ilmu<br />

sehingga, walaupun tidak terlalu mendalam, ia mengenali baik ilmu menabuh khim, ilmu<br />

main tiokie ( catur Tioaghoa ) , Unit surat dan melukis yang umumnya di miliki oleh orang2<br />

terpelajar pada jaman itu, di tambah dengan otaknya yang sangat cerdas, ia tak usah kalah dari<br />

orang2 biasa dan malahan ia masih sanggup menimpali kakeknya dalam ilmu musik dan<br />

melayani Coe Coe Lioe dalam ilmu surat. Sekarang mendengar suara tabuh tabuhan yang<br />

agak aneh itu, ia segera mendekati dengan indap-indap.<br />

Dalam jarak belasan tombak, barulah terang baginya, bahwa suara khim itu diiringi oleh suara<br />

ratusan burung. Dengan rasa heran, ia lalu mengintip dari belakang satu pohon besar dan<br />

terlihat seorang lelaki yang mengenakan baju putih sedang duduk di bawah tiga pohon siong<br />

sambil menabuh khim. Di dahan2 ketiga pohon itu terdapat ratusan ekor burung besar dan<br />

kecil yang menyanyi menurut irama tabuh2an itu. Suara khim dan bunyi burung adalah<br />

sedemikian akur sehingga didengar dari jauh, sukar sekali orang dapat membedakan, yang<br />

mana suara khim, yang mana suara burung.<br />

Kwee Siang terpesona dan dengan hati ber debar2, ia mendengari musik luar biasa itu, yang<br />

semakin lama jadi semakin keras. Tiba2 di sebuah kejauhan terdengar ramai suara gerakan<br />

sayap burung yang mendatangi dengan cepat sekali dan di lain saat ratusan burung gereja tiba<br />

di situ, sebagaian segera hinggap di cabang2, sebagian pula terbang ber-putar2. Tiba-tiba<br />

Kwee Siang ingat suatu hal. "Ah" katanya di dalam hati. "Apakah lagu ini bukan lagu Pek<br />

niauw hong (<br />

Ratusan burung menghadap kepada burung Hong) yang sudah tak dikenal lagi dalam dunia ?<br />

Menurut katanya kakek, dalam lagu tersebut suara khim menyerupai bunyi burung Hong yang<br />

bisa menyebabkan kedatangan ratusan burung. Tapi, apa benar dalam dunia terdapat ilmu<br />

memetik khim yang begitu tinggi?"<br />

Berapa lama kemudian, suara itu berubahlah perlahan, kawanan burung mulai meninggalkan<br />

dahan2 dan lalu terbang berputaran diatas pohon. Mendadak terdengar suara "ting" dan orang<br />

ita berhenti memetik alat musiknya. Setelah terbang memutar beberapa kali lagi, ratusan<br />

burung itupun turut bubar.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 25

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!