20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

tulang2 yg patah. Tapi begitu memeriksa lebih teliti, hasilnya berkerut. Pada kaki sang paman<br />

terdapat kurang lebih dua puluh tempat yg hancur, dihancurkan dengan pijitan jari2 tangan.<br />

Tulang2 yang hancur itu tak bisa disambung lagi.<br />

Sama seperti Sam ko kata In Lie Heng dengan suara yang lemah. Pijitan Kim kong cie dari<br />

Siauw Lim Pay.<br />

Boe Kie lantas saja ingat penuturan mendiang ayahnya, bahwa tulang2 Sam Soe peh Thay<br />

Giam telah dihancurkan koleh Kim Kong Cie dari Siauw Lim Pay. Sampai kini Sam Soe peh<br />

itu telah dua puluh tahun lebih rebah di ranjang sebagai orang yang bercacad. Tak dinyana,<br />

setelah berselang beberapa lama, seorang paman kembali dianiaya dengan Kim Kong Cie.<br />

Setelah menentramkan hatinya, Boe Kie berkata, Liok siok jangan jengkel. Serahkanlah<br />

urusan ini kepada tit jie. Orang yang berdosa itu pasti tidak akan terlepas dari keadilan.<br />

Apakah Liok Siok tahu siapa yang melakukannya?<br />

In Lie Heng menggelengkan kepala dilain saat, ia pingsan. Selama beberapa hari, dengan<br />

seantero te<strong>naga</strong>nya, ia mempertahankan diri. Kini, sesudah bertemu dengan keponakannya<br />

hatinya lega, badannya yang sudah terlalu lelah tidak tertahan lagi.<br />

Dengan hati seperti disayat pisatu, Boe Kie berdiri bengong. Ia ingat, bahwa sebab musabab<br />

terutama yang menyebabkan pembunuhan diri dari kedua orang tua nya adalah karena merasa<br />

berdosa terhadap Sam soe peh itu. Kini paman keenam mendapat kecelakaan yang serupa.<br />

Jika ia tidakmemaksa supya Siauw Lim Pay mengeluarkan orang yg berdosa, cara bagaimana<br />

ia bisa menunaikan tanggung jawabnya terhadap paman Jie dan paman In itu? Cara<br />

bagaimana ia bisa berhadapan dengan roh kedua orangtuanya di alam baka?<br />

Ia sekarang menghadapi persimpangan jalan. Jalanan mana yg harus diambil? Sambil<br />

menggendong tangan, ia menyingkir diri dari rombongannya, ia ingin perig ketempat yg sepi<br />

untuk<br />

merenungkan persoalan itu semasak2 nya. Ia menaik keatas sebuah bukit kecil daj lalu duduk<br />

disitu. Dua rupa pikiran berkelahi dalam otaknya. Apakah ia harus pergi kekuil Siauw Lim<br />

Sie untuk mencari musuh besar itu. Kalau Siauw Lim Sie suka menyerahkan orang yg berdosa<br />

urusan akan menjadi bersampai disitu. Tapi jika Siauw Lim Sie menolak, bukankah Beng<br />

Kauw dan Boe tong pay akan bermusuhan dengan partai itu? Bersama2 para anggota Beng<br />

Kauw, ia sudah bersumpah untuk tidak bermusuhan lagi dengan keenam partai. Sekarang<br />

karena urusan pribadi, ia mesti melanggar sumpahnya sendiri. Dengan membuat begitu, cara<br />

bagaimana supaya busa menalukkan orang banyak? Disamping itu kalu permusuhan dimulai<br />

lagi, balas membalas akan berlangsung terus. Dari satu kelain urusan, darah akan terus<br />

mengucur. Berapa banyak orang akan mengorbankan jiwa karena itu.<br />

Siang sudah terganti dengan malam. Para anggota Beng Kauw sudah menyalakan api unggun<br />

dan menanak nasi, tapi Boe Kie masih tetap duduk di atas bukit. Sampai tengah malam<br />

barulah ia bisa mengambil keputusan. Biarlah pergi ke Siauw Lim Sie dan menemui Kong<br />

Boen Seng ceng, katanya didalam hati. Aku akan menceritakan segala kejadian dan meminta<br />

keadilan. Tapi dilain saat ia mendapat lain ingatan. Kalau sampai bertengkar, akupun mesti<br />

bertempur. Bagaimana jika terjadi kejadian itu? Ia menghela napas dan lalu berbangkit.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 839

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!