20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kim-gin Hoat-coa suka makan racun dan begitu mengendus bau racun, mereka bersuara dan<br />

meronta ronta, menerangkan Boe Kie.<br />

Paras muka Ho Thay Ciong pucat bagaikan kertas. Sambil mencekal pelayan kecil itu, ia<br />

bertanya dengan suara perlahan Siapa yang menyuruh kau membawa arak itu?<br />

Si pelayan ketakutan setengah mati.dengan suara gemetar dia menjawab Aku, aku tak<br />

tahu.arak itu beracun. Aku mengambil dari dapur.<br />

Waktu kau datang kemari dari dapur, apa kau bertemu dengan orang lain? tanya pula si tua.<br />

Ya, di lorong aku bertemu dengan Heng Hong.jawabnya. Ia menarik tanganku dan<br />

mengajakku omong2. Sesudah itu ia membuka tutup poci dan mencium2 arak itu.<br />

Ho Thay Ciong. Ngo kouw dan Ciam Coen saling mengawasi.Heng Hong adalah seorang<br />

pelayan kepercayaan istri pertama dari si tua.<br />

Ho sianseng, kata Boe Kie, dalam hal penyakitnya Hoejin ada sesuatu yang sangat<br />

mengherankan dan tak dapat dipecahkan olehku. Baru sekarang aku melihat latar<br />

belakangnya.coba pikir, mengapa kedua ular itu menggigit kaki Hoejin? Sekarang aku<br />

mendapatkan jawabannya. Sebabnya ialah dalam tubuh Hoejin memang sudah ada racun, dan<br />

racun itu mengundang Kim-gin Hiat-coa. Menurut pendapatku, orang yang meracuni Hoejin<br />

adalah orang yang menaruh racun didalam poci arak.<br />

Sebelum si tua menjawab, sekonyong-konyong tirai pintu tersingkap dan satu bayangan<br />

manusia berkelebat. Hampir berbareng Boe Kie merasa bahwa teteknya sakit bukan main.<br />

Jalan darahnya sudah ditotok orang.<br />

Benar! Aku meracuni! demikian terdengar suara yang sangat nyaring. Orang yang berkata,<br />

badannya jangkung, matanya berpengaruh dan pada paras mukanya terlihat sinar<br />

pembunuhan. Sambil menengok pada Hong Thay Ciong ia berkata Akulah yang sudah<br />

menaruh ular kelabang ke dalam arak. Mau apa kau?.<br />

Dengan mata membelalak Ngo kouw mengawasi wanita itu. Perlahan-lahan ia bangkit dan<br />

berkata sambil membungkuk. Tai tai! (tai tai, nyonya besar).<br />

Wanita itu adalah istri pertama dari Hong Thay Ciong, namanya Pan Siok Ham. Ia memiliki<br />

ilmu silat yang sangat tinggi, lebih tinggi dari suaminya yang sangat takut terhadapnya. Takut<br />

memang takut, tapi si tua tetap mengambil gundik dan setiap kali mengambil gundik baru,<br />

rasa takutnya setiap kali bertambah.<br />

Melihat kedatangan si harimau betina, si tua tak berani mengeluarkan suara.<br />

Eh aku bertanya, aku yang menaruh racun, mau apa kau? bentak sang istri.<br />

Biarpun kau membenci pemuda itu, sepak terjangmu keterlaluan, kata Hong Thay Ciong.<br />

Kalau aku tidak keburu mengetahuinya, bukankah sekarang sudah mati?<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 522

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!