20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Bok Cit hiap lihatlah biar terang!" ia berseru. "Kau masih muda sekall, jangan kau<br />

menyembur orang dengan darah! Lihatlah tubuhku ini! Siapakah yang menyembunyikan<br />

senjata tajam?"<br />

"Bagus! Memang tidak ada!" berkata Seng Kok dengan tertawa. Dengan sebat, dengan jari<br />

tangannya ia sodok dua orang yang berada disamping, Ketika ia menarik, putuslah tali baju<br />

dua orang itu, karena mana dengan menerbitkan suara nyaring berisik jatuhlah dua batang<br />

golok pendek yang berkilauan. Mereka benar telah menyembunyikan senjata disebelah dalam<br />

bajunya itu.<br />

Menyaksikan itu, banyak hadirin yang air mukanya menjadi berubah.<br />

"Benar!" See hoa coe berseru. Sekarang ini ia tidak main pernik lagi. "Thio Ngo hiap jikalau<br />

kau tidak menunjukkan kami dimana adanya Cia Soen, maka entah kita bakal menggerakkan<br />

golok atau pedang!"<br />

Thio Siong Kee tengah menantikan ketika untuk mengasi dengar seruan. Ia melihat ketikanya<br />

itu telah sampai. Hanya disaat itu hendak membuka mulutnya, tiba-tiba terdengar suara pujian<br />

"Omie too hoed!" yang datangnya dari arah luar pintu. Suara itu tegas sekali dan halus<br />

nadanya masuk ketelinga orang. Suara itu datang dari tempat jauh akan tetapi seperti dari<br />

sampingnya setiap orang.<br />

Thio Sam Hong yang semenjak tadi berdiam saja lantas berkata: "Kiranya Kong tie Siansoe<br />

dari Siauw Lim pay datang! Lekas sambut!"<br />

Ketika itu dipintu luar lantas terdengar pula suara: "Hong thio Kong boen dari Siauw lim sie<br />

dengan mengajak soeteenya, Kong tie dan Kong seng serta murid muridnya memujikan agar<br />

Thio Cinjin panjang umur!"<br />

Kong boen bersama Kong tie dan Kong-seng adalah tiga diantara pendeta-pendeta kenamaan<br />

dari Siauw lim-sie. Oleh karena saudara mereka yang tertua, Kong-Kian, telah berpulang ke<br />

Tanah Barat (meninggal) sekarang tinggal mereka saja. Karena kedatangan mereka yang tiba<br />

tiba itu batal lah Siong Kee berseru. Pula lantas ia mengerti, dengan datangnya ketiga pendeta<br />

Siauw lim-sie ini, gagallah rencananya untuk menyengap lawan.<br />

Ho Thay Ciong dari Koen loen pay sudah lantas menyambut dengan berkata: "Sudah lama<br />

aku mendengar nama besar dari keempat pendeta berilmu dari Siauw lim-sie. Sekarang kita<br />

dapat bertemu di sini, aku merasa beruntung sekali. Dengan begini berarti juga tidaklah sia sia<br />

belaka kedatanganku kemari!"<br />

Dari luar lantas terdengar satu suara dalam, suatu tanda bahwa yang mengeluarkannya yalah<br />

seorang yang usianya telah lanjut. Katanya: "Tuan tentunya Ho Sianseng yang menjadi<br />

Ciangboenjin dari Koen-loen-pay. Maka aku berbahagia sekali dengan pertemuan ini. Thio<br />

Cinjin, aku sipendeta tua telah datang terlambat untuk memberi selamat padamu, itulah<br />

perbuatan kurang hormat, maaf !"<br />

Atas itu Thio Sam Hong berkata, dengan merendah: "Hari ini di Boe tong san telah<br />

berkumpul hanyak tetamu tetamu ku yang mulia. Aku girang sekali! Aku si imam hanya<br />

berhasil hidup sampai umur seratus tahun. Bagaimana aku berani membuat Soehoe yang<br />

agung datang kemari.... "<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 343

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!