20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sesudah lewat tengah hari barulah Boe Kie mulai mengobati luka diluar. Dengan dibantu<br />

Siauw Hoe ia menghentikan keluarnya darah, memberi obat untuk meredakan rasa sakit,<br />

membalut luka dan sebagainya. Sesudah selesai, ia segera pergi mengasoh dalam kamarnya.<br />

Baru saja pulas beberapa jam, ia disadarkan oleh suara ribut ribut. Buru-buru ia bangun dan<br />

pergi keluar untuk menengok para penderita. Ternyata keadaan sebagian penderita itu cukup<br />

memuaskan tapi keadaan yang sebagian lagi berbalik menghebat. Boe Kie jadi bingung, ia tak<br />

tahu apa yang harus diperbuat.<br />

Akhirnya, karena tidak berdaya, ia terpaksa menemui Ouw Ceng Goe dan menceritakan<br />

keadaan mereka.<br />

"Mereka bukan anggauta Bang kauw, perduli apa mereka mampus," kata Tiap kok Ie sian<br />

dengan suara tawar.<br />

Mendadak Boe Me mendapat serupa ingatan dan ia lantas saja berkata: "Andaikata ada<br />

seorang murid Beng kauw yang sedangkan diluar badannya tidak terdapat luka, perutnya<br />

kembung bengkak, warna kulitnya hitam biru dan terus menerus berada dalam keadaan<br />

pingsan, cara bagaimana Sinshe akan mengobatinya?"<br />

"Kalau benar dia murid Beng kauw, aku akan mengobatinya dengan menggunakan San ka,<br />

Liong bwee, Ang hoa, Seng tee, Leng sian, To Ouw " kata Ceng Goe. "Obat-obatan itu aku<br />

masak dengan arak encer dan kemudian menambahkannya dengan sedikit To pian. Sesudah<br />

minum godokan tersebut si sakit akan buang buang air dan mengeluarkan darah beracun dari<br />

kotorannya."<br />

"Ouw Sinshe bagaimana aku akan berbuat jika kuping kiri seorang muiid Beng kauw dituangi<br />

timah cair, kuping kanan dituangi dengan air perak dan kedua matanya dilabur dengan cat,<br />

sehingga ia menderita kesakitan hebat dan matanya tak bisa melihat lagi"' tanya pula si bocah.<br />

(Air perak = Air raksa)<br />

Ouw Ceng Goe naik darah. "Siapa berani berlaku begitu kejam terhadap murid Beng kauw?"<br />

bentaknya.<br />

"Musuhnya itu memang kejam luar biasa," kata Boe Kie. "Tapi menurut pendapatku, yang<br />

paling perlu yalah mengobati lebih dulu dan kemudian barulah kita menanyakan siapa adanya<br />

musuh itu."<br />

Sesudah memikir sejenak, Tiap kok Ie sian ber kata: "Kalau dia memang murid Beng kauw,<br />

aku akan menuang air perak kedalam kuping kiri nya. Timah akan lumer dan bercampur<br />

dengan air perak, sehingga cairan itu akan mengalir ke luar dari kupingnya. Kemudian, aku<br />

akan memasukkan jarum emas kedalam kuping kanannya. Air perak akan menempel pada<br />

jarum itu yang dengan perlahan bisa ditarik keluar. Mengenai cat yang masuk dikedua<br />

matanya, kurasa akan dapat dipunahkan dengan kepiting yang ditumbuk hancur dan kemudian<br />

dibalut pada matanya itu."<br />

Demikianlah, untuk setiap luka yang aneh, Boe Kie meminta pertolongan Ouw Ceng Goe<br />

dengan menggunakan nama "murid Beng kauw" dan sang tabibpun memberikan bantuannya<br />

dengan segala senang hati. Jika lukanya terlampau aneh dan si penderita tidak jadi mendingan<br />

dengan pertolongan pertama, Boe Kie segera menanyakan lagi pendapat Tiap-kok Ie-sian<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 455

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!