20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

tidak ragu lagi bahwa mereka semua dan ia sendiri sudah kena racun Sip hiang. Kouw Taysoe,<br />

kau bersabarlah, katanya. Kita adalah sahabat. Mana bisa jadi aku ingin mencelakai<br />

kalian? Akupun kena racun itu. Badanku lemas dan tidak berte<strong>naga</strong>. Tapi siapa yang sudah<br />

main gila? Aku sunguh merasa heran.<br />

Kouw Tauw-too mencelup lagi arak dengan jari tangannya dan menulis lekas keluarkan obat<br />

pemunah di atas meja.<br />

Ho Pit Ong mengangguk. Benar, katanya. Lebih dahulu kita makan obat. Sesudah itu kita cari<br />

penjahatnya. Tapi obat disimpan oleh Lok heng. Kouw Tay-soe, mari kita pergi kepadanya.<br />

Hoan Yauw merasa sangat girang. Ia tidak mengira tipuan Yo Siauw berjalan begitu lancar.<br />

Dengan tangan kiri ia sengaja memegang pergelangan tangan kanan Ho Pit Ong dan ia<br />

berjalan dengan langkah limbung.<br />

Beberapa saat kemudian mereka sudah sampai di gedung itu. Kamar samping yang di sebelah<br />

selatan adalah kamar Ho Pit Ong, sedang kamar di sebelah utara kamarnya Lok Thung Kek.<br />

Pintu kamar itu tertutup rapat.<br />

Lok heng! teriak Ho Pit Ong, Lok heng!<br />

Dari dalam kamar terdengar sahutan Lok Thung Kek.<br />

Ho Pit Ong mendorong pintu tapi pintu terkunci. Lok heng! panggilnya, Lekas buka pintu!<br />

Ada urusan penting.<br />

Urusan apa? Tanya Lok Thung Kek. Aku sedang berlatih ilmu silat. Jangan mengganggu.<br />

Ho Pit Ong dan Lok Thung Kek adalah saudara seperguruan. Kepandaian pun kira-kira<br />

berimbang. Tapi karena Lok Thung Kek seorang kakek yang lebih tua dan juga karena dia<br />

lebih berakal budi, maka Ho Pit Ong selalu menghormatinya. Mendengar jawaban sang kakek<br />

yang kurang enak ia tidak berani memanggil lagi.<br />

Hoan Yauw bingung. Dalam tipuan ini, sang waktu memainkan peranan penting. Kalau harus<br />

menunggu sampai te<strong>naga</strong> racun berkurang, rahasianya akan bocor. Maka itu tanpa<br />

memperdulikan segala cara ia segera mendobrak daun pintu dengan pundaknya dan pintu<br />

lantas saja terbentang. Hamper berbarengan terdengar jeritan seorang wanita.<br />

Mendengar suara terpentalnya pintu, Lok Thung Kek yang sedang berdiir di depan ranjang<br />

segera menengok. Paras mukanya lantas saja berubah pucat, kaget bercampur malu. Di tengah<br />

ranjang tergeletak seorang wanita yang tubuhnya terbungkus dengan selembar kasur tipis dan<br />

kasur itu dibebat dengan seutas tambang. Apa yang bisa dilihat adalah rambutnya terurai.<br />

Wanita itu mengawasi Ho Pit Ong dan Hoan Yauw dengan mata membelalak dan paras<br />

mukanya menunjukkan ketakutan besar. Hoan Yauw lantas saja mengenali bahwa dia itu<br />

tidak lain adalah Han kie (selir seorang raja muda she Han). Hok Ong benar-benar hebat,<br />

katanya di dalam hati. Seorang diri ia masuk ke dalam Ong hoe (gedung raja muda) dan<br />

dengan begitu cepat ia sudah berhasil menculik Han-kie. Wie It Siauw berhasil sebab<br />

meskipun di dalam Ong hoe terdapat banyak sekali pengawal, yang diperhatikan dan<br />

dilindungi hanyalah Jie lam ong, Sie coe (putra seorang pangeran) dan Koen coe. Raja muda<br />

itu mempunyai banyak selir dan seorangpun tak pernah menduga bahwa seorang selir bakal<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 967

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!