20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Orang itu dongak dan sesudah menghela napas, dari mulutnya terdengar nyanyian seperti<br />

berikut.<br />

Mengapa siang hari begitu cepat saatnya<br />

Ratusan tahun lewat dalam sekejap mata<br />

Langit yang luas tiada batasnya.<br />

Takdir mendurita tak bisa dibantah.<br />

Lihatlah rambut si Niekauw suci.<br />

Sebagian sudah seperti salju yang putih.<br />

Thian kong bertemu dengan Gioklie<br />

Tertawa ter-bahak2 laksana kali.<br />

Aku ingin mengeluarkan kereta.<br />

Dan mendorongnya pulang kekampung halaman.<br />

Pak tauw menuang air kata2.<br />

Dan mengajak semua orang minum secawan.<br />

Kekayaan dan, kemewahan tak jadi idam-idaman.<br />

Yang diharapkan ialah awet muda sepanjang jaman.<br />

Suara orang itu sedih sekali, seperti juga ia merasakan, bahwa penghidupan manusia dalam<br />

dunia ini diliputi dengan kesengsaraan yang tidak habis2nya. Kwee Siang jadi turut merasa<br />

terharu, tanpa merasa dua butir air mata mengalir turun kedua pipinya. Ia mendongak seraya<br />

berkata.<br />

"Memutar pedang!<br />

Mengangkat alis!<br />

Air bening, batu putih, mengapa bersimpang siur?<br />

Manusia hidup tanpa sahabat sejati.<br />

Hidup ribuan tahun, tiada berarti."<br />

Tiba2 dari bawah khim, orang itu menghunus sebatang pedang bersinar hijau. "Aha Kalau<br />

begitu, dia seorang Boe boe coan cay (pandai ilmu surat dan ilmu perang)" pikir si nona.<br />

"Coba kulihat ilmu silatnya.<br />

Perlahan2 orang itu berjalan kesebidang tanah lapang. Tapi sebaliknya dia bersiasat, ia<br />

menggores tanah dengan pedangnya, segaris demi segaris.<br />

"E eh? Kiam hoat apa itu?" tanya sinona dalam hatinya. "Benar2 dia manusia aneh."<br />

Orang itu terus memcuat garisan2 melintang, sesudah menggores sembilan belas kali ia<br />

berhenti dan lain mulai membuat garisan2 membujur, yang jaraknya<br />

bersamaan satu sama lain, yaitu kurang lebih satu kaki. Seperti juga garisan melintang, ia<br />

membuat sembilanbelas garisan membujur.<br />

Dengan menuruti caranya orang itu, Kwee Siang meng-garis2 tanah dengan telunjuknya.<br />

"Wah! Kurang ajar!" katanya didalam hati, "Papan Wie-kie !" ( Wie kie semacam catur yang<br />

menggunakan biji putih dan biji hitam).<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 26

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!