20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tangan, perasaan raguku harus dihilangkan lebih dulu. Bagaimana pendapatmu? Apakah<br />

pendirianku benar atau salah.<br />

Sikap itu adalah karena Coe Pehpeh menghormati ayah dan Giehoe, kata Boe Kie. Tapi orang<br />

itu sudah pasti bukan Giehoe. Coe Pehpeh, kau boleh tidak ragu lagi.<br />

Orang tua itu menghela napas. Naik, katanya, Di waktu masih muda, aku seringkali<br />

diperdayai orang. Hari ini aku tidak mau balas menyerang sehingga aku mendapat luka berat.<br />

Hal itu terjadi sebab aku salah menilai orang. Salah boleh sekali, tetapi tidak boleh sampai<br />

dua kali. Urusan ini adalah urusan besar. Soal mati atau hidupku tak menjadi soal. Biar<br />

bagaimanapun juga, aku harus melindungi keselamatanmu dan keselamatan Cia Tayhiap,<br />

supaya hatiku lega. Akan tetapi, aku tak berani membuka mulut.<br />

Bukan main terharunya Boe Kie. Coe Pehpeh, demi kepentingan ayah dan Giehoe, kau sudah<br />

membakar rumah dan harta benda sendiri, katanya. Bukan saja begitu, tapi Coe Pehpeh<br />

sendiripun sampai mendapat luka berat. Apakah aku masih harus meragukan kejujuranmu.<br />

Mengenai keadaan Giehoe, biarpun Pehpeh tak menanyakan aku sendiri memang ingin<br />

memberitahukan bagaimana kedua orang tuaku bersama Cia Soen telah diombang-ambingkan<br />

ombak sehingga mendarat di pulau Peng hwee-to, bagaimana mereka berdiam di pulau itu<br />

selama sepuluh tahun dan bagaimana kedua orang tuaku dan Cia Soen mengangkat saudara.<br />

Tentu saja sebagian kejadian itu tidak dialami olehku sendiri dan aku mendengarnya dari<br />

kedua orang tuaku.<br />

Coe Tiang Leng adalah seorang yang berpengalaman dan berhati-hati. Ia tidak mudah percaya<br />

cerita orang. Tapi sesudah mendengar penuturan Boe Kie, ia tidak ragu lagi. Sesudah<br />

membuang napas lega, ia mendongak dan berkata dengan suara bersyukur, Inkong! Inkong!<br />

Sebagai roh yang angker, kau tentu mengetahui semua perasaanku. Selama aku, Coe Tiang<br />

Leng, masih hidup, aku pasti akan memelihara dan mendidik saudara Boe Kie sampai menjadi<br />

orang. Tapi musuh terlalu banyak. Maka itu, aku mohon Inkong melindungi. Setelah berkata<br />

begitu, ia berlutut dan manggutkan kepala berulang-ulang. Bukan main sedihnya Boe Kie, ia<br />

bersedih dan berterima kasih dan segera berlutut di samping orang tua itu.<br />

Sesudah bangkit, Coe Tiang Leng berkata, Sekarang aku tak ragu lagi. Hai! Koen loen<br />

pay!...Siauw lim pay!...semua berjumlah besar. Saudara kecil, sebenarnya aku ingin<br />

mempertaruhkan jiwaku untuk memberikan perlawanan guna membinasakan musuh-musuh<br />

itu untuk membalas budinya Inkong. Tapi sekarang keadaan berubah. Menurut pendapatku,<br />

tugas untuk memelihara anak yatim piatu adalah lebih penting daripada membalas sakit hati.<br />

Hal yang sekarang dipikirkan olehku adalah mencari tempat untuk menyembunyikan diri.<br />

Tempat ini sudah cukup jauh dari dunia pergaulan tapi musuh-musuh kita masih bisa datang<br />

sampai ke sini. Di manadi manakah kita bisa mencari tempat yang lebih aman? Ia diam<br />

sejenak dan kemudian berkata pula, Cia Tayhiap berdiam seorang diri di pulau Peng hwee-to.<br />

Selama beberapa tahun ia tentu merasa sangat kesepian. Hai! Cia Tayhiap begitu menyintai<br />

Inkong. Aku hanya berharap, bahwa suatu waktu aku akan bisa bertemu muka dengan dia.<br />

Kalau harapan ini bisa terwujud biarpun mati, aku akan mati dengan rela.<br />

Boe Kie, jadi lebih berduka. Tiba-tiba dalam otaknya terlintas ingatan dan ia segera berkata,<br />

Coe Pehpeh, apakah tidak baik kita beramai-ramai pergi ke Peng hwee-to? Selama di pulau<br />

itu, aku hidup bahagia. Tapi begitu pulang ke Tiong-goan, semua lantas saja berubah. Apa<br />

yang disaksikan dan dialami olehku adalah pembunuhan-pembunuhan dan peristiwa-peristiwa<br />

berdarah.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 568

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!