20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sekonyong2 diluar dugaan, lelaku itu melompat bangun dan menghantan dengan dua<br />

tangannya. Plak! pukulannya mengenai tepat di dada si wanita. Pukulan yg dikirim dengan<br />

nekat hebat luar biasa, sehingga wanita itu lantas saja terguling, sedang sepasang goloknya<br />

terlempar ditanah.<br />

Dengan napas tersengal sengal, lelaki itu mencabut sebatang paku dari pundaknya. Keluarkan<br />

obat pemunah! bentaknya.<br />

Kau bunuh saja aku! kata si wanita. Ku tak punya obat pemunah.<br />

Sambil menempelkan ujung golok, yg dicekal di tangan kiri, dileher wanita itu, lelaki itu lalu<br />

menggeledah saku orang dengan tangan kanannya. Benar saja ia tak mendapatkan apa yg<br />

dicarinya.<br />

Wanita itu tertawa dingin, Waktu Soehoe memerintahkan kami untuk menangkap kau, ia telah<br />

memberi senjata rahasia beracun, tapi tidak membekali obat pemunah, katanya. Sesudah jatuh<br />

kedalam tanganmu, aku tak memikir untuk hidup. Tapi kaupun jangan harap bisa ketolongan.<br />

Lelaki itu gusang tak kepalang. Dengan geregetan ia menancapkan Song-boen-teng beracun<br />

di pundak orang dan membentak, Kau juga harus turut merasakan enaknya paku ini! Kamu,<br />

orang2 Koen-loen-pay Ia tak dapat meneruskan perkataannya dan roboh ditanah.<br />

Wanita itu mencoba merangkak bangun, tapi lukanya terlalu hebat dan uah! ia memuntahkan<br />

darah.<br />

Demikianlah kedua musuh itu, yang sama2 terluka berat, rebah dengan napas memburu.<br />

Sesusah mendapat pengalaman pahit dair manusia2 seperti Kan Ciat dan kawan2nya, Boe Kie<br />

sekarang sangat hati2 terhadap orang2 Kang-ouw. Ia terus menyembunyikan diri dan tak<br />

berani keluar.<br />

Sesaat kemudian, lelaki itu menghela napas dan berkata, Hari ini aku Souw Hie Cie binasa di<br />

Coe-ma-tiam tanpa tahu apa kesalahan terhadap Koe Leon Pay. Celaka sungguh. Benar2 aku<br />

mati penasaran. Ciam Kouw Nio, bolehkah aku memohon keteranganmu?<br />

Wanita itu adalah seorang she Ciam bernama Coen. Ia tahu, bahwa paku Song-boen-teng dari<br />

gurunya mengandung racun yang amat hebat dan mereka berdua akan binasa bersama sama.<br />

Mengingat itu ia terduka sangat dan berkata dengan suara perlahan. Siapa suruh kau<br />

mengintip waktu guruku sedang berlatih ilmu pedang. It pit kiam sangan dirahasiakan oleh<br />

Soe Hoe. Jangankan orang luar sedangkan muridnya sendiri bisa dikorek kedua biji matanya,<br />

kalau murid itu berani melihat latihannya tanpa permisi.<br />

Ah! Souw Hie Cie mengeluarkan suara tertahan dan kemudian mencaci. Bangsat! Tua bangka<br />

sudah mau mampus!<br />

Kurang ajar kau! bentak Ciam Coen, Sedang ajalmu sudah hampir tiba, kau masih berani<br />

mencaci guruku.<br />

Kalau aku mau mencaci, mau apa kau? kata Hie Cie dengan gusar. Apakah aku tidak<br />

mempunyai alasan untuk merasa penasaran? Waktu lewat di Pek-goe-san, secara tidak<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 507

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!