20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

nona Yo berkata dengan suara dingin: "Siauw Ciauw! Kau sungguh pandai bersandiwara.<br />

Aku memang sudah menaksir, bahwa kau main gila. Aku hanya tidak menduga, bahwa<br />

dibelakang penyamaran memedhi perempuan bersembunyi seorang nona yang cantik manis."<br />

Siauw Ciauw tidak menjawab. Ia berjalan terus sambil menundukkan kepala dan menyeret<br />

rantai.<br />

Selama beberapa hari orang2 Beng Kauw yg tidak terluka sangat repot. Mereka harus<br />

mengubur yang mati dan mengobati yang luka. Sekarang mereka insyap, bahwa adegan yang<br />

berupa cakar2an didalam kalangan sendiri akhirnya membawa bencana besar. Ditambah<br />

dengan kekuatiran akan keselamatan Boe Kie, maka diantara mereka tak ada yang menyentuh<br />

nyentuh lagi soal permusuhan lama.<br />

Dengan memiliki Kioe yang sin kang dan juga sebab tusukan pedang yang tidak melanggar<br />

bagian berbahaya, kesembuhan Boe Kie terjadi dengan cepat sekali. Dalam tujuh delapan<br />

hari, lukanya sudah mulai rapat.<br />

In Thian Ceng, Yo Siauw, Wie It Siauw, Swe Poet Tek dan yang lain2 masih rebah diranjang.<br />

Tapi setiap hari, dengan menggunakan tandu mereka menengok tuan penolong itu. Melihat<br />

kesehatan Boe Kie pulih dengan cepat, mereka semua girang sekali.<br />

Pada hari kedelapan, malam. Boe Kie sudah bisa duduk. Malam itu Yo Siauw dan Wie It<br />

Siauw datang dikamarnya.<br />

"Sesudah kena It im cie bagaimana keadaan Jie Wie selama beberapa hari ini?" tanya Boe<br />

Kie.<br />

Serangan2 dingin kian hari kian meningkat, akan tetapi, sebab kuatir pemuda itu jengkel,<br />

mereka serentak menjawab, "Banyak mendingan."<br />

Tapi Boe Kie tak mudah dilagui. Melihat mukanya yang bersinar hitam dan suara yang tak<br />

berte<strong>naga</strong>, ia tahu keadaan yg sebenarnya.<br />

"Te<strong>naga</strong> dalamku sudah pulih enam-tujuh bagian dan kini aku telah bisa membantu jie wie,"<br />

katanya.<br />

"Tidak! Tak boleh!" kata Yo Siauw tergesa2. "Perlu apa Thio tayhiap begitu kesusu? Sesudah<br />

sembuh seluruhnya, masih banyak waktu untuk menolong kami."<br />

"Memang juga tidak perlu terburu2," menyambung Wie It Siauw sambil tertawa.<br />

"Sekarang atau nanti tak banyak bedanya. Yang paling penting ialah Thio tayhiap harus<br />

menjaga diri sendiri."<br />

"Gie hoe (ayah angkatku) adalah pantaran jie wie dan tingkatan jie wie lebih tinggi dari pada<br />

aku," kata Boe Kie. "Maka itu kumohon jie wie jangan mengugnakan panggilan tayhiap lagi<br />

karena aku tak bisa menerimany." (Tayhiap pendekar besar)<br />

Yo Siauw bersenyum. "Dikemudian hari kami semua akan menjadi orang sebawahanmy,"<br />

katanya. "Dihadapanmu kami takkan berani turun bersama sama."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 814

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!