20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

So So melirik pemuda itu dan melihat pakaiannya yang pecah dibagian punggung karena<br />

pukulan Siang Kim Peng, ia segera berkata: "Buka pakaianmu. Aku mau tambal."<br />

"Tak usah!" kata Coei San.<br />

"Kau kira aku tidak bisa menjahit?" tanya Si nona.<br />

"Bukan begitu," kata pula pemuda itu dengan suara pendek dan matanya tetap memandang ke<br />

tempat jauh. Didalam hati, ingat kebinasaan yarg sangat menyedihkan dari orang orarg Liong<br />

boen Piauw kiok. Tapi, sebaliknya dari pada <strong>membunuh</strong> manusia yang begitu kejam, ia<br />

malahan sudah menolongnya dengan mengeluarkan piauw beracun. Biarpun pertolongan itu<br />

adalah untuk membalas budi orang yang sudah membantu Soehengnya, akan tetapi, sepak<br />

terjangnya tetap tidak dapat dibenarkan dan ia merasa bahwa dalam tindakannya itu, ia tidak<br />

bisa membedakan yang jahat dan yang baik.<br />

Diam diam ia mengambil keputusan, bahwa begitu lekas pertemuan dipulau Ong poan san<br />

sudah selesai, ia akan berpisahan dengan nona itu untuk selama-lamanya.<br />

Melihat paras muka Coei San yang suram, So So lantas saja dapat menebak apa yang<br />

dipikirnya. Ia tertawa dingin dan berkata: "Bukan saja Touw Tay Kim, Ciok dan Soe Piauw<br />

tauw, bukan saja semua orang dari Liong boen Piauw kiok dan dua pendeta Siauwlim itu, tapi<br />

Hoei hong pun dibunuh olehku,"<br />

"Aku memang sudah mencurigai kau, hanya aku tidak tahu cara bagaimana kau<br />

<strong>membunuh</strong>nya?" kata Coei San.<br />

"Tak usah heran" kata sinora. "Waktu itu aku merendam didalam air dan mendengari<br />

pembicaraan kamu. Sesudah didesak olehmu, tiba-tiba Hoei hong merasa, bahwa muka kita<br />

memang berbeda, tapi sebelum ia keburu mengaku, aku mendahului melepaskan sebatang<br />

jarum kedalam mulutnya. Kau coba mencari aku digombolan pohon dan rumput-rumput<br />

tinggi, tapi aku sendiri enak-enak merendam diair"<br />

"Sebagai akibat dari perbuatanmu itu, pihak Siauw lim menuduh aku," kata Coei San dengan<br />

mendongkol. "In Kouwnio, kau sungguh pintar dan tanganmu benar benar lihay."<br />

So So berlaga pilon. Ia bangun berdiri dan berkata sambil membungkuk : "Terima kasih Thio<br />

Ngohiap memuji aku terlalu tinggi."<br />

Coei San jadi semakin gusar. "In Kouwnio!" bentaknya. "Aku seorang she Thio belum pernah<br />

berbuat kesalahan apapun jua terhadapmu. Tapi mengapa kau sudah begitu tega<br />

mencelakakan aku ?"<br />

So So bersenyum. "Aku bukan ingin mencelakakan kau," katanya dengan suara tenang<br />

"Mengapa aku sudah berbuat begitu ? Siauwlim dan Boe tong adalah dua partai persilatan<br />

yang sangat besar dan ternama. Aku hanya ingin mereka bertempur nntuk menyaksikan siapa<br />

sebenarnya yang lebih kuat."<br />

Mendengar pengakuan sinona, Coei San terkejut. Sedikitpun ia tak nyana wanita cantik itu<br />

mempunyai tujuan yang begitu hebat "Kalau Siauw Lim dan Boe tong sampai bertempur<br />

entah berapa banyak korban yang akan rubuh dan kejadian itu bakal merupakan suatu<br />

peristiwa hebat dalam Rimba Persilatan," pikirnya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 149

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!