20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

capai. Pergilah tidur. Sehabis berkata begitu, ia membuka kasur. Boe Kie merebahkan diri,<br />

maka ia sendiri menjahit di bawah jendela. Tak lama kemudian Boe Kie tertidur.<br />

Sampai magrib, Boe Kie baru tersadar dari pulasnya. Sesudah makan semangkok mie, ia<br />

berkata, Siauw Ciauw, aku mau ajak kau pergi menemui Tio Kouwnio untuk meminjam Ie<br />

thian kiam guna memutuskan rantai yang mengikat kaki tanganmu.<br />

Di tengah jalan, mereka bertemu dengan banyak tentara Mongol dan penjagaan sangat ketat.<br />

Boe Kie tahu, bahwa diperketatnya penjagaan adalah akibat kekacauan semalam.<br />

Tak lama kemudian mereka tiba di rumah makan kecil yang semalam. Setelah masuk, Tio<br />

Beng sudah berada di situ. Ia sedang minum arak sendirian. Ia berbangkit dan berkata sambil<br />

tertawa, “Thio Kongcoe, kau seorang yang boleh dipercaya.<br />

Boe Kie mengawasi nona Tio. Ia mendapat kenyataan, bahwa paras si nona tenang tenang<br />

saja, sedikitpun tak mengunjuk rasa gusar. Dengan meja sudah tersusun dua pasang sumpit.<br />

Sesudah membungkuk Boe Kie segera duduk di sebuah kursi dan Siauw Ciauw sendiri berdiri<br />

menunggu di tempat yang agak jauh.<br />

Sambil menyoja Boe Kie berkata, “Tio Kouwnio, dalam kejadian semalam, aku telah berdosa<br />

terhadapmu dan kuharap kau suka memaafkan.<br />

“Aku merasa sangat sebal melihat Hankie yang seperti siluman, kata si nona. “Bahwa kau<br />

sudah menyuruh orang untuk <strong>membunuh</strong>nya, aku sebenarnya harus menghaturkan terima<br />

kasih. Ibu memuji kau sebagai pemuda pintar.<br />

Boe Kie terkejut.<br />

Nona Tio tersenyum dan berkata pula, “Bahwa kau sudah menolong orang-orang itu, pada<br />

hakekatnya kau tak merasa keberatan. Mereka tak suka menakluk. Perlu apa aku menahan<br />

lama-lama. Sesudah kau menolong mereka, mereka tentu merasa sangat berterima kasih<br />

terhadapmu. Di dalam Rimba Persilatan kau sekarang menjadi orang gagah yang terutama.<br />

Semua orang merasa berhutang budi terhadapmu. Thio Kongcoe, untuk itu aku memberi<br />

selamat dengan secawan arak, ia tertawa dan mengangkat cawannya.<br />

Sesaat itu tiba2 berkelebat bayangan manusia dan Hoan Yauw bertindak masuk. Lebih dulu ia<br />

memberi hormat kepada Boe Kie dan kemudian berlutut di hadapan Tio Beng. “Kongcoe,<br />

katanya, “Kouw Tauwtoo mohon meminta diri.<br />

Tio Beng tak membalas pemberian hormat itu. “Kouw Taysoe, katanya dengan suara dingin.<br />

“Hebat sungguh kau mendustai aku.<br />

Hoan Yauw bangun berdiri dan berkata sambil membungkuk. “Kouw Tauwtoo she Hoan<br />

bersama Yauw Kong beng Yoeseo dari Bengkauw. Karena kerajaan memusuhi Beng kauw,<br />

maka waktu masuk ke gedung Jia lam ong, aku terpaksa menyamar. Koen Coe telah<br />

memperlakukan aku secara baik sekali, sehingga oleh karenanya, aku sekarang menghadap<br />

Koencoe untuk berpamitan.<br />

“Kau mau pergi boleh pergi, kata Tio Beng. “Tak usah kau unjuk banyak peradatan.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1011

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!