20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“Selama setahun ini, kawanan siluman telah memberontak di berbagai tempat. Han San Tong<br />

dan Coe Goan Ciang bergerak di daerah Hway-see sedang di wilayah Ouw lam dan Ouw pak,<br />

Cie Sioe Hwee telah mendapat kemenangan dalam beberapa pertempuran dan telah<br />

menduduki banyak tempat penting. Kalau mereka berhasil mengusir Tat coe dan mereka<br />

pulang ke negara, maka beberapa puluh laksa saudara-saudara kita akan mati tanpa kuburan.”<br />

Kawanan pengemis itu segera berteriak-teriak, “Mereka tidak boleh berhasil! Mereka harus<br />

ditumpas!”<br />

“Kita bersumpah untuk hajar Mo kauw habis-habisan!”<br />

“Kalau Mo kauw berhasil, kita musnahkan!”<br />

Dilain pihak Boe Kie yang bersembunyi di pohon berkata di dalam hati, “Tidak disangka<br />

selama aku berada di luar lautan beberapa bulan saudara-saudara sudah mendapat hasil begitu<br />

besar. Kekuatiran Kay pang memang dapat dimengerti, jumlah mereka sangat besar dan<br />

apabila mereka dapat diajak kerjasama, usaha mengusit Tat coe akan berjalan lebih lancer.<br />

Tapi bagaimana? Bagaimana aku harus berbuat untuk mengubah permusuhan menjadi<br />

persahabatan?”<br />

Sementara itu Ciang-poen Liong-tauw melanjutkan pembicaraannya. “Kalian tahu bahwa Soe<br />

Pangcoe biasanya hidup menyendiri di Cwee siauw San chung (Perkampungan meniup<br />

seruling) dan sudah lama tidak pernah menginjakdunia Kang ouw. Tapi dalam menghadapi<br />

urusan besar ini, ia tidak bisa tidak turun tangan sendiri. Syukur seribu syukur, Thian<br />

memayungi kita, Pat-tay Tiang-loo (Tetua delapan karung) Tan Yoe Liang telah bersahabat<br />

dengan seorang murid Boe tong dan telah mendapatkan sebuah berita yang sangat penting.” Ia<br />

menengadah dan berteriak, “Tan Tiang-loo! Ajaklah Song Siauw hiap masuk ke dalam sini<br />

untuk berkenalan dengan saudara-saudara kita!”<br />

“Baiklah!” kata seorang di belakang tembok. Sesaat kemudian dua orang masuk dengan<br />

berpegangan tangan. Yang satu ialah Tan Yoe Liang, yang lain seorang pemuda tampan yang<br />

baru berusia dua puluh tahun lebih dan di pinggangnya tergantung sebatang pedang.<br />

Boe Kie terkesiap, sebab pemuda itu adalah Song Ceng Soe, putra Song Wan Kiauw.<br />

Setibanya di tengah ruangan mereka lalu menjalankan adat kepada Soe Hwee Liong, lalu<br />

menyoja keempat ketua dan akhirnya memberi hormat kepada pengemis yang lain dan<br />

merangkap kedua tangan.<br />

“Tan Tiang-loo,” kata Ciang-poen Liong-tauw, “Cobalah tuturkan apa yang diketahui<br />

olehmu.”<br />

“Saudara-saudara,” kata Tan Yoe Liang seraya memegang tangan Song Ceng Soe, “Kita<br />

sangat mujur bahwa kita telah mendapat bantuan Song Siauw hiap. Song Wan Kiauw, Song<br />

Tay hiap dari Boe tong pay. Dikemudian hari, Ciangboen Boe tong pay sudah pasti akan jatuh<br />

ke dalam tangannya.”<br />

“Thio Boe Kie, Kauwcoe dari Mo kauw pada hakikatnya adalah adik seperguruan Song siauw<br />

hiap, tahu jelas seluk beluk keadaan dalam kalangan Mo kauw. Beberapa bulan yang lalu<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1138

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!