20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tanpa menjawab Ceng Ciauw balik kerombongannya.<br />

“Mana boleh kau berlaku begitu saja?” bentak si baju kuning sambil melompat. Dengan<br />

beberapa lompatan ia sudah mencegah nikouw it. Ia menotong pinggang dan menendang<br />

sehingga Ceng Ciauw lantas saja roboh.<br />

Si baju kuning tertawa dingin. “Ciauw Kauw nio, susah <strong>membunuh</strong> orang untuk menutup<br />

mulutnya!” katanya.<br />

“Jangan omong kosong kau!” kata Cie Jiak dengan suara dingin. “Ceng ciauw suci memang<br />

mau membalas sakit hatinya.”<br />

Ia mengibaskan tangannya dan berkata pula. “Banyak murid partai lurus bersih tak<br />

membedakan lagi mana yang lurus mana pula yang sesat dan sudah rela bersatu padu dengan<br />

kawanan siluman. Go Bie Pay tak boleh turut masuk diair kotor. Hayo kita pulang!” Semua<br />

murid Go Bie lantas saja bersiap untuk berangkat. Beberapa anara mengawasi Ceng Ciauw<br />

yang rebah ditanah. Mereka tak tahu apa Ciang beon jin mereka akan menolong atau akan<br />

membiarkan saja saudara seperguruannya yang roboh itu.<br />

Sementara itu terdengar bentakan Kong tie, “Goantin! Lekas perintahkan kaki tanganmu<br />

melepaskan Hong thio! Jika terjadi sesuatu yang tak diharapkan, kedosaanmu akan lebih besar<br />

lagi.”<br />

Seng Koen terawa getir. “Sesudah urusan sampai disini biar kita mati bersama2,” katanya.<br />

“Andaikata mau sekarang akupun tak bisa menolong lagi si hweesio tua Kong boen. Apa kau<br />

buta? Apa kau tak lihat sinar api?”<br />

Kong tie tekrjut. Ia mengawasi kebawah bukit dan benar saja dikuil Siauw Lim sie terlihat<br />

berkobar api. “Celaka! Ta mo tong terbakar,” serunya. “Lekas padamkan api!”<br />

Semua pendeta Siauw Lim yang berada disitu lantas bergerak untuk turun bukit guna<br />

memadamkan api. Tiba2 terlihat semburan2 air yang panjang seperti <strong>naga</strong> putih dan tak lama<br />

kemudian api sudah dapat dikuasai.<br />

Kong tie merangkap kedua tangannya, “Kuil kami terbebas dari kemusnahan.”<br />

Beberapa saat kemudian dua pendeta mendaki bukit dengan berlari2. “Melaporkan kepada<br />

Soesiok couw,” kata yang satu kepada Kong tie “Kaki tangan Goan tin telah membakar Tot<br />

mo tong. Syukur beribu syukur, para enghiong dari Ang soei kie keburu menolong dan<br />

sekarang sudah dipadamkan.”<br />

Kong tie menghampiri Boe Kie dan merangkap kedua tangannya. “Bahwa kuil siauw lim sie<br />

terbebas dari kemusnahan adalah karena pertolongan Thio Kauwcoe yang sangat besar,”<br />

katanya. “Semua anggota Siauw Lim tak akan melupakan budi yang sangat besar itu.”<br />

Boe Kie membalas hormat. “Hal ini hanya sepantasnya saja dan Taysoe tak usah berkata<br />

begitu,” jawabnya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1395

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!