20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

"Baik!" katanya. "Sekarang juga aku pergi kepada Shako untuk minta petunjuknya. Aku<br />

hanya kuatir nanti tidak dapat memahaminya dengan baik."<br />

"Jangan kuatir, enso" kata In Lie Hang: "Itu lah gampang asal kau mengingat baik baik letak<br />

kedudukanmu dan gerakan kaki. Umpama kata kau mendadak lupa, kamipun dapat<br />

menyadarkan kau."<br />

Karena ini, bertujuh mereka pergi kekamar Jie Thay Giam.<br />

Semenjak pulang ke gunung, beberapa kali sudah Thio Coei San menemui kakak<br />

sepenguruannya itu, tapi untuk In So So, inilah yang pertama kali, sebab gangguan<br />

kesehatannya mencegah dia lantas menemui iparnya itu.<br />

Melihat si nona muda cantik, gerak geriknya halus, Thay Giam merasa senang. Tetapi ketika<br />

ia mendengar keterangannya Wan Kiauw hal datangnya musuh pendeta Siauw lim pay yang<br />

mau di lawan dengan Cin boe Cit cay tin, untuk mana ia harus diwakili oleh So So, ia terharu<br />

dan berduka sekali. Pedih hatinya. Tentu sekali ia menyesatkan sangat cacadnya hingga ia<br />

tidak dapat membantu semua saudaranya itu. Tapi ia kuat hatinya. Ia tertawa. Sembari<br />

bersenyum, ia kata pada So So: "Teehoe, Shapeh tidak dapat memberikan apa apa padamu<br />

untuk pertemuan pertama kali ini sebab kesusu. Maka baiklah, nanti aku mengajar kau tentang<br />

'tin' kita itu. Nanti sesudah musuh mundur, akan kulatih kau terlebih jauh agar kau paham<br />

semuanya."<br />

So So girang sekali.<br />

"Terima kasih, Shapeh." ucapnya.<br />

Inilah pertama kali Thay Giam mendengar suara iparnya itu. Ia agaknya terkejut sekali, segera<br />

ia menatap muka orang. Otaknyapun bekerja, memikirkan sesuatu yang telah dilupakan.<br />

Wajahnya menunjuk rasa heran yang luar biasa.<br />

Coei Sanpun heran.<br />

"Shako, apakah kau merasa tubuhmu tidak enak?" tanyanya.<br />

Thay Giam tidak menyahut, dari menatap ia bengong. Matanya mendelong kedepan. Mata itu<br />

bersinar sangat tajam. Sekarang terlihat juga perubahan air mukanya yang menandakan ia<br />

menderita dan penasaran.<br />

Habis memandang saudaranya itu, Coei San berpaling pada isterinya. Juga isteri itu berubah<br />

air mukanya. So So nampaknya sangat berkuatir dan Song Wan Kiauw dan yang lainnya juga<br />

turut merasa heran. Bergantian mereka mengawasi saudara mereka itu serta sang ipar. Hati<br />

mereka tidak tenang lagi.<br />

Kamar menjadi sangat sunyi. Semua hati orang berdebaran.<br />

Selagi berdiam itu, Thay Giam nampak napasnya memburu, mukanya yang pucat bersemu<br />

merah.<br />

"Ngo teehoe, coba kemari," katanya perlahan. "<strong>Mar</strong>i aku lihat kau....."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 355

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!