20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tek Sang mengerti bahwa pemuda itu akan segera berangkat pergi. Ia menganggap bahwa<br />

untuk menahannya ia harus memancing Thay Giam dengan keuntungan besar. Maka itu, ia<br />

lantas saja berkata. "Dalam hal ini ada apa2 yang belum dimengerti olehmu.<br />

Kata2 hauw len2 thian hee, boh kam po pang, pada hakekatnya bukan berarti bahwa perintah<br />

orang yang memiliki To Liong to, ia akan dituruti dengan begitu saja oleh orang2 gagah<br />

dalam Rimba Persilatan. Bukan arti yang sebenarnya bukan begitu."<br />

Ia berdiam sejenak dan kemudian berbisik: "Jie Lau tee, didalam golok mustika itu tersimpan<br />

kitab rahasia ilmu silat. Ada yang kata Kioe yang Cin keng, ada pula yang kata Kioe im Cin<br />

keng. Asal saja orang bisa mengeluarkan kitab tersebut dan beralih menurut petunjuk2nya,<br />

maka orang itu akan memiliki kepandaian yang sedemikian tinggi, sehingga semua orang tak<br />

akan berani membantah segala perintahnya."<br />

Cerita mengenai kedua kitab itu memang per nah didengar oleh Jie Thay Giam dari gurunya.<br />

Dulu, pada sebelum Kak wan Taysoe meninggal dunia, guru2 dari Siauw-lim, Boe tong dan<br />

Gobie telah memetik beberapa bagian dari Kioe yang Cin keng, tapi kitab itu, sendiri tak<br />

diketahui lagi dimana adanya.<br />

Mengenai Kioe im Cin keng, sudah beberapa tahun orang tidak pernah me-nyebut2 lagi kitab<br />

itu, sehingga dalam Rimba Persilatan, orang sangat menyangsika kebenarannya cerita itu.<br />

Melihat paras Jie'Thay Giam yang penuh rasa tidak percaya Tek Seng lantas saja berkata lagi:<br />

"Sesudah mendapat golok mustika ini, kami bertiga coba mencairkannya dengan<br />

menggunakan api guna mengambil kitab yang tersimpan didalamnya. Tapi rahasia itu bocor<br />

dan sebelum berhasil, orang sudah datang mengganggu. Jie Lau tee, sekarang aku ingin minta<br />

pertolonganmu untuk mencuri pemunah racun. Sesudah aku sembuh, kita bisa pergi ketempat<br />

yang sepi dan jauh dari manusia untuk mencairkan To Hong to dan mengambil kitab itu.<br />

Dalam beberapa tahun saja, kita berdua sudah bisa menjagoi dikolong langit. Jie Lau tee,<br />

bagaimana pendapatmu?"<br />

Thay Giam menggelengkan kepalanya. "Hal itu tidak boleh terlalu dipercaya," katanya.<br />

"Jangankan dalam golok itu memang tidak tersimpan kitab, sedangkan, sekalipun benar ada<br />

kitabnya, pada sebelum golok itu menjadi cair kitab tersebut tentu sudah menjadi abu."<br />

"Golok itu keras luar biasa dan tak dapat dibuka dengan pahat yang bagaimana tajam-Pun,."<br />

kata Tek Seng. "Jalan satunya adalah mencairkannya dengan menggunakan api. Bicara<br />

sampai disitu paras Jie Thay Giam mendadak berubah dan dengan tangannya ia mengebut<br />

lilin2 yang lantas padam. "Ada orang" bisiknya.<br />

Tek Sen yang Lweekangnya masih kalah jauh dari pemuda itu, tak dapat dengar apapun juga.<br />

Baru saja ia mau menanya, disebelah kejauhan mendadak terdengar suara seruan yang saling<br />

sambut. "Musuh mendatangi!" katanya dengan suara kaget. "<strong>Mar</strong>i kita kabur dari belakang<br />

kelenteng."<br />

"Dibelakang kelenteng juga sudah ada musuh," kata Thay Giam.<br />

"Celaka !" mengeluh Hay tong ceng.<br />

"Tek Loo tiang," kata Thay Giam. "Yang datang adalah orang Hay see pay. Dengan<br />

menggunakan kesempatan ini, paling baik kau minta obat pemunah. Aku sendiri tak dapat<br />

mencampuri urusanmu dan segala apa terserah atas putusan Lootiong sendiri."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 78

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!