20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bek Keng terkesiap. Sesudah berdiam sejenak, ia berkata dengan suara tak lampas: "Dalam....<br />

dalam pertempuran, kalah menang adalah kejadian biasa. Mengapa mesti <strong>membunuh</strong> diri?"<br />

"Jangan rewel!" bentak Cia Soen. "Manusia seperti kau ingin bertanding denganku?<br />

Kedatanganku hari ini adalah untuk menagih jiwa. Siapa saja yang pernah melakukan<br />

perbuatan jahat dan <strong>membunuh</strong> manusia yang tidak berdosa tak akan bisa terlolos dari<br />

tanganku. Hanya karena aku kuatir kamu binasa dengan penasaran, maka aku membolehkan<br />

kamu mengeluarkan kepandaian yang paling lihay untuk membela diri. Siapa yang dengan<br />

kepandaiannya dapat menangkan aku, aku akan mengampuni jiwamu."<br />

Sehabis berkata begitu, ia membungkuk dan mengambil dua gempal tanah liat yang lalu<br />

dibasahi dengan arak. Sesudah memulung gempalan tanah itu menjadi dua bola bundar, ia<br />

segera berkata: "Tinggi rendahnya kepandaian berenang dari seseorang dapat diukur dengan<br />

berapa lama ia dapat bertahan dibawah permukaan air. Sekarang begini saja. Dengan<br />

menggunakan tanah ini, aku dan kau menutup hidung dan mulut. Siapa yang lebih dulu tak<br />

tahan, boleh mengorek tanah ini, tapi ia harus <strong>membunuh</strong> diri sendiri."<br />

Tanpa menanya lagi apa Bek Keng setuju atau tidak, ia segera menutup hidung dan mulutnya<br />

dengan tanah liat itu dan kemudian, dengan sekali menimpuk, bola tanah yang lain menutup<br />

hidung dan mulut Bak Keng.<br />

Melihat pertunjukan itu, semua orang merasa geli, tapi tak satupun berani tertawa. Sebelum<br />

jalanan napasnya ditutup, Bek Keng sudah menarik napas dalam-dalam. Sesudah itu, ia lantas<br />

saja bersila dan menahan napas.<br />

Dalam ilmu menahan napas Bek Keng banyak lebih unggul daripada manusia kebanyakan.<br />

Semenjak berusia tujuh delapan tahun, ia sering selulup diair untuk menangkap ikan dan<br />

kepiting. Dengan latihan yang terus menerus, semakin lama in semakin mengenal sifatnya air<br />

dan dapat bertahan dibawah permukaan air sampai kira-kira sepasangan hio. Maka itu, dalam<br />

pertandingan ia percaya bahwa ia bakal mendapat kemenangan.<br />

Dilain pihak, Cia Soen tidak menyontoh perbuatan lawannya. Sebaiknya dari bersila atau<br />

duduk, dengan tindakan lebar ia menghampiri meja Sin koen dan menatap wajah Kwee Sam<br />

Koen, Ciangbunjin in boen, dengan mata melotot.<br />

Diawasi secara begitu, si orang she Kwee bangun bulu romanya. Buru-buru ia berdiri dan<br />

berkata sambil merangkap kedua tangannya. "Cia Cianpwee, aku yang rendah adalah Kwee<br />

Sam Koen dari Sin koen boen."<br />

Karena hidung dan mulutnya tertutup, Cia Soen tidak dapat bicara. Ia menyelup telunjuknya<br />

ke dalam cawan arak dan menulis tiga huruf diatas meja. Begitu melihat tiga hurup itu, paras<br />

muka Kwee Sam Koen lantas saja berubah pucat seperti kertas. Beberapa muridnya melirik<br />

huruf-huruf itu yang ternyata berbunyi "Coei Hoei Yan" adalah nama seorang wanita, tapi tak<br />

tahu mengapa guru mereka jadi begitu ketakutan<br />

Coei Hoei Yan adalah puteri gurunya Kwee Sam Koen. Sesudah sang guru meninggal dunia,<br />

dia telah main gila dengan nona itu. Tapi, sesudah nona itu hamil, ia meninggalkannya dengan<br />

begitu saja dan masuk menjadi murid partai Sin Koen boen. Karena malu dan gusar, Hoei Yan<br />

menggantung diri sehingga binasa. Karena keluarga Hoei hanya ketinggal Hoei Yan seorang,<br />

maka urusan itu tidak menjadi panjang dan kecuali Kwee Sam Koen sendiri, rahasia tersebut<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 176

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!