20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Antara mereka, Kie Thian Pioe lah yang paling polos. Sambil merangkap kedua tangannya ia<br />

berkata: "Terima kasih atas belas kasihan Song Toahiap. Kami minta permisi!"<br />

Wan Kiauw dan Seng Kok mengantar tamunya sampai diluar kuil.<br />

"Cukuplah, kalian tak usah mengantar lebih jauh lagi," kata Kie Thian Pioe.<br />

"Kami menghaturkan banyak terima kasih atas kunjungan kalian," kata Wan Kiauw. "Dilain<br />

hari, kami akan balas mengunjungi pianwkiok kalian di kotaraja, Thay goan dan Kim leng."<br />

"Itulah kehormatan yang kami tidak berani menerima." sahut Kie Thian Pioe.<br />

Selagi mereka meagucapkan kata kata sungkan, tiba tiba datang orang setengah tua yang<br />

bertubuh kecil. "Sietee, berkenalanlah dengan ketiga sahabat ini." kata Wan Kiauw.<br />

Sesudah diperkenalkan sambil tertawa Thio Siong Kee berkata: "Sungguh kebetulan Samwie<br />

datang di sini. Aku justru ingin menyerahkan beberapa rupa barang." la merogoh sakunya<br />

mengeluarkan tiga bungkusan kecil yang lalu di bagikan kepada ketiga tamu itu.<br />

"Barang apa ini?" tanya Kie Thian Pioe.<br />

"Jangan buka disini," kata Siong Kee. "Sesudah turun gunung, barulah kalian boleh<br />

membukanya."<br />

Sesudah ketiga tamu itu berlalu, Boh Seng Kok berkata dengan tergesa-gesa: "Sieko. Mana<br />

Ngo ko? Apa ia sudah pulang?"<br />

"Pergilah kau menemui Ngotee," kata Siong Kee seraya bersenyum. "Aku dan Toako akan<br />

menunggu kembalinya ketiga piauwsoe itu."<br />

"Kembalinya ketiga piauwsoe?" menegas Seng Kok dengan heran. "Mengapa begitu ?" Tapi,<br />

sebab ia ingin lekas-lekas bertemu dengan Coei San tanpa menunggu jawaban, ia lantas<br />

masuk dengan berlari-lari.<br />

Benar saja, baru Boh Cithiap masuk kedalam, Kie Thian Pioe bertiga sudah kembali dengan<br />

terburu-buru dan begitu berhadapan dengan Wan Kiauw dan Siong Kee, mereka berlutut.<br />

Wan Kiauw dan Siong Kee membalas hormat dan membangunkan ketiga orang itu.<br />

"Kemuliaan para pendekar Boe tong baru sekarang diketahui aku, si orang she In." Kata In<br />

Ho. "Barusan aku telah mengeluarkan kata-kata yang menghina Thio Cinjin dan aku sungguh<br />

lebih hina dari pada anjing atau babi."<br />

Sehabis berkata begitu, ia menggapelok mukanya sendiri belasan kali, sehingga jadi bengkak<br />

dan matang biru.<br />

"In Congpiauwtiauw adalah seorang laki-laki gagah yang mempunyai cita-cita besar," kata<br />

Siong Kee. "Cita-cita untuk merampas pulang, sungai dan gunung (negara) dari tangan<br />

penjajah, mendapat sokongan sepenuhnya dan segenap orang gagah diseluruh negeri. Bantuan<br />

sekecil itu yang diberikan kami adalah selayaknya saja. Perlu apa In Congpiauwtauw berlaku<br />

sampai begitu rupa?"<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 321

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!