20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tanpa merasa Boe Kie mengikuti dari jauh. Pada hari raya yang penting itu, tak ada orang<br />

yang memperhatikannya. Semua pelayan bersuka ria, berjudi, dan sebagainya. Sekarang baru<br />

Boe Kie melihat nyata, bahwa pemuda itu berparas sangat tampan dan dalam hawa udara<br />

yang sangat dingin, ia hanya mengenakan jubah panjang warna kuning dari sutra tipis.<br />

Sehingga dapatlah diketahui bahwa ia memiliki Lweekang yang tinggi. Wanita yang satunya<br />

mengenakan baju bulu warna hitam, badannya langsing, gerak-geriknya memikat, suaranya<br />

lemah lembut dan cara-caranya halus. Mengenai kecantikan, ia tak kalah dari Coe Kioe Tin.<br />

Tapi di mata Boe Kie, tiada manusia yang dapat menandingi nona Coe yang dipandangnya<br />

seakan-akan seorang Dewi.<br />

Mereka berjalan sambil bercakap-cakap dan tertawa-tawa. Tin Ci, kata wanita itu, kau pasti<br />

sudah memperolah banyak ilmu It Yang Ci. Bolehkah kau memperlihatkan kepada adikmu?<br />

(It Yang Ci semacam ilmu menotok dengan jari tangan dari It Teng Taysu)<br />

Ah! Jangan kau menggoda aku, kata Kioe Tin. Biar aku berlatih sepuluh tahun lagi, mana bisa<br />

aku menandingi Lan Hoea Hoed Hiat Chioe dari keluarga Boe. (Lan Hoea Hoed Hiat Chioe<br />

ilmu menotok jalan darah dengan lima jari tangan yang dipentang seperti Lan Hoa atau bunga<br />

anggrek)<br />

Pemuda itu tertawa,Sudahlah! Kalian tak usah saling merendahkan diri, katanya. siapakah<br />

yang tidak mengenal Soat Leng Siang Moay yang sangat lihai? (Soat Leng Siang Moay<br />

Sepasang saudara perempuan dari bukit salju)<br />

Aku belajar dan berlatih sendirian saja. Kata Kioe Tin. Mana bisa aku menyusul kemajuan<br />

kalian dua saudara seperguruan yang setiap detik bisa saling berdamai dan berlatih bersamasama.<br />

Wanita muda itu tidak menjawab, ia hanya bisa tersenyum sambil monyongkan mulutnya,<br />

seperti juga ia mengakui kebenarannya nona Coe.<br />

Sebab kuatir Kioe Tin jadi gusar, pemuda itu buru-buru berkata, ah, sebenarnya tidak begitu.<br />

Kau mempunyai dua orang guru Koe Koe dan Koe Bo. Di bawah pimpinan kedua orang tua,<br />

itu keaadaanmu banyak lebih baik daripada kami berdua.<br />

Kami!....kami!..... nona Coe menggerutu. Kecintaan antara saudara seperguruan memang<br />

lebih hebat daripada kecintaan antara saudara sepupu. Baru saja aku bergurau dengan Ceng<br />

Moay, kau sudah membantunya dengan mati-matian. Sehabis berkata begitu ia memutar<br />

badan.<br />

Pemuda itu tertawa, Piauw Moay disayang, Soe Moay juga disayang, katanya. aku tidak<br />

memilih kasih.<br />

Nona Coe memutar pula badannya dan berkata, Piauw Ko kudengar gurumu menerima lagi<br />

seorang murid perempuan. Apa benar?<br />

Benar, jawabnya.<br />

Wanita yang dipanggil Ceng Moay rupanya masih ingin menggoda nona Coe. Ia tersenyum<br />

seraya berkata. Tin Ci, Soemoay kecil itu sangat cantik parasnya. Bukan saja cantik, dia<br />

pandai bicara dan sangat menarik hati. Setiap hari dia mengikat Soe Ko dengan macam-<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 543

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!