20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kedua jago Koenloen itu terkesiap. Dengan serentak mereka melompat kebelakang.<br />

"Jika Jie wie Koenloen Kiam kek tak mau duduk di meja utama, biarlah Thio Siang ong saja<br />

yang duduk di situ," kata Pek Kwie Sioe.<br />

Mendengar perkataan itu, Coei San yang sedang kelelap dalam lautan asmara mendadak<br />

tersadar. "Celaka !" ia mengeluh. "Tak boleh aku membiarkan diriku dijatuhkan oleh memedi<br />

perempuan ini," Ia lantas saja bangun berdiri dan menghampiri meja utama.<br />

Dalam mengundang Coei San untuk duduk di meja utama, Pek Kwie Sioa beminat menjajal<br />

kepandaian pemuda itu, yang dipuji tinggi oleh Siang Kim Pang, tapi belum disaksikan<br />

olehnya sendiri. Maka itu, begitu lekas Coei San menghampiri, ia segera memberi isyarat<br />

kepada kedua Hio coe itu dengan lirikan mata.<br />

"Thio Siangkoan, hati-hati!" teriak kedua Hio coe itu waktu Coei San sudah datang cukup<br />

dekat dan sambil membentak keras, dengan berbareng mereka melontarkan kedua batu itu<br />

yang lantas saja terbang kekepala Coei San.<br />

Semua hadirin terkesiap dan serentak mereka bangun. berdiri. Dilain pihak, melihat<br />

terbangnya kedua batu besar itu, Pek Kwie Sioe yang hanya ingin mencoba kepandaian<br />

pemuda itu dan pada hakekatnya tidak mempunyai maksud kurang baik, lantas saja merasa<br />

menyesal, tercampur takut. Ia yakin, bahwa sebagai seorang ahli silat, pemuda itu masih dapat<br />

menyelamatkan diri dengan melompat mundur. Akan tetapi, kejadian itu adalah kejadian yang<br />

sangat memalukan, sehingga bukan saja Coei San, tapi In So So pun bisa menjadi gusar.<br />

Sebagai seorang kejam, sesaat itu juga ia sudah mengambil keputusan, bahwa ia akan<br />

menumplek semua kesalahan diatas pundak kedua Hio coe itu dan jika perlu, ia akan<br />

membinasakan mereka supaya bisa meloloskan diri dari kegusaran nona In.<br />

Melihat menyambarnya batu, Coei San pun terkejut. Jika ia melompat mundur, seperti Ko<br />

Cek Sang dan Chia Tauw, ia merasa sangat malu karena hal ini sangat menurunkan pamornya<br />

Boe tong pay. Pada detik yang sangat genting, ia tak sempat memikir panjang-panjang lagi.<br />

Pada saat berbahaya, semua te<strong>naga</strong> dan ilmu dari seorang yang pandai silat bisa keluar secara<br />

wajar. Demikianlah, tanpa dipikir lagi, tangan kirinya mengebas kekanan batu yang<br />

menyambar dari sebelah kiri dengan pukulan huruf "boe" (persilatan) sedang tangan kanannya<br />

mengebas kekiri batu yang menyambar dari sebelah kanan. Seperti telah dikatakan, berat<br />

setiap batu tak kurang dari tujuh ratus kati, sehingga, ditambah dengan te<strong>naga</strong> jatuhnya dari<br />

atas kebawah, maka te<strong>naga</strong> menindih dari setiap batu tidak kurang dari seribu kati.<br />

Dalam mempelajari ilmu silat, Coei San belum pernah mengutamakan latihan untuk<br />

memperbesar te<strong>naga</strong>, sehingga jika diukur dengan te<strong>naga</strong> yang dimilikinya, ia pasti tak akan<br />

dapat menyambuti kedua batu itu. Akan tetapi, ilmu silat Tnio Sam Hong yang berdasarkan<br />

Soe hoat adalah ilmu silat yang sangat luar biasa.<br />

Pada hakekatnya, ilmu silat dari Boe tong pay tidak mengutamakan te<strong>naga</strong> atau kecepatan<br />

memukul. Yang dipelajari yalah ilmu mengeluarkan te<strong>naga</strong> pada saat yang tepat dengan<br />

gerakan dan kekuatan te<strong>naga</strong> yang tepat pula. Pada jaman belakangan, dalam kitab Thay kek<br />

Koen keng, Ong Cong Gak, seorang ahli Boe tong pay telah ne nyebutkan pukulan Sie nio Po<br />

cian kin (te<strong>naga</strong> empat tahil melontarkan barang yang beratnya ribuan kati). Dengan lain<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 164

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!