20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kaget orang tua itu bagaikan disambar halilintar. Buru-buru ia menotok untuk menutup dua<br />

belas Thay hiat dibadan Boe Kie.<br />

"Mengapa Kie keng Pat meh terbuka?" tanyanya didalam hati. "Dengan terbukanya pembuluh<br />

darah, racun bisa lantas masuk kedalam isi perut dan kalau sudah masuk disitu maka sudah<br />

tentu tak akan bisa dibuyarkan lagi."<br />

Sesudah berusia lebih dari satu abad dan sesudah ilmunya menecapai puncak kesempurnaan,<br />

guru besar itu tenang luar biasa. Tapi kali ini, ia tak dapat mempertahankan ketenangannya.<br />

Jantungnya berdebar keras dan keringat dingin mengucur dari dahinya "Apa bisa jadi, Siauw<br />

lim Kioe yang kang sedemikian hebat, sehingga dalam beberapa hari saja ilmu itu sudah dapat<br />

membuka pembuluh darah ?" Ia tanya lagi dirinya sendiri. "Tidak mungkin! Pasti tidak<br />

mungkin ! Lie Heng dan Seng Kok sudah berlatih belasan tahun, tapi latihan itu masih belum<br />

cukup untuk membuka pembuluh darah."<br />

Dengan Lweekangnya yang sangat tinggi, jikamau, Sam Hong bisa membantu kedua<br />

muridnya untuk membuka Kie-keng pat-meh. Akan tetapi, dalam memberi pelajaran, ia selalu<br />

berpendirian bahwa sesuatu yang didapat dengan latihan sendiri adalah lebih berhanga<br />

daripada yang diperoleh atas bantuan orang. Dalam mengajar semua muridnya dia tak mau<br />

tergesa-gesa. Ia membiarkan murid murid itu berlatih sendiri dan maju dengan per lahan tapi<br />

tentu.<br />

Waktu itu, perahu yang ditumpangi mereka tiba ditengah tengah sungai dan karena terdampar<br />

ombak, kendaraan air yang kecil itu terombang ambing kian kemari tiada bedanya seperti hati<br />

Thio Sam Hong yang bergoncang keras.<br />

Beberapa saat kemudian, Boe Kie tersadar. Sesudah keduabelas Tayhiatnya ditotok, racun<br />

dingin tidak bisa masuk kedalam isi perutnya, akan tetapi, karena itu, ia tak dapat<br />

menggerakkan badan.<br />

Sekarang Sam Hong tidak menggubris lagi soal pantas atau tidak pantas.<br />

"Nak, bagaimana isi Siauw lim Kioe yang kang yang diturunkan kepadamu?" tanyanya.<br />

"Mengapa semua pembuluh darahmu jadi terbuka?"<br />

"Yang membuka yalah Goan tin Siansoe," jawabnya. "Ia mengatakan bahwa ia membantu<br />

supaya aku bisa berhasil terlebih siang dalam latihan Kioe yang Sin kang."<br />

"Tapi bagaimana ia jadi membantu kau?" tanya Sam Hong, tergesa-gesa.<br />

Boe Kie segera menceriterakan cara bagaimana ia mendengar pembicaraan antara Kong boen<br />

dan Kong tie, cara bagaimana Goan tin memberi pelajaran dengan teraling tembok dan cara<br />

bagaimana pendeta aneh itu sudah membantunya dalam membuka Kie keng Pat mah.<br />

Untuk beberapa lama sang kakek guru tidak mengeluarkan sepatah kata. "Kalau pembuluh<br />

darahmu perlu dibuka dengan segera, apakah aku tidak dapat melakukan itu?" katanya dengan<br />

suara perlahan. "Apa maksud baik atau sengaja dia bermaksud jahat?"<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 390

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!