20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Perkataan Thay soesiok memang tidak salah," kata Goan tin seraya membungkuk. ''Tapi<br />

Hong thio Soesiok mengatakan, bahwa biarpun In soe benar dibunuh oleh penjahat itu, tapi<br />

mengingat kepandaian In soe yang sangat tinggi, maka timbullah pertanyaan, apa benar<br />

dengan seseorang diri penjahat itu bisa <strong>membunuh</strong> In-soe ? Sekarang kita penjarakan dia<br />

disini dan meminta bantuan Sam wie Thay soesiok untuk menjaganya. Maksud kita pertama<br />

ialah untuk memancing kawan-kawan penjahat itu supaya kita bisa membasmi musuh-musuh<br />

yang mencelakai In soe dengan sekali pukul dan kedua, untuk memaksa dia supaya<br />

menyerahkan To liong to supaya golok mustika itu tidak jatuh ke tangan lain partai. Apabila<br />

To liong to direbut oleh partai lain, maka partai itu juga akan merebut julukan "Boelim Cie<br />

coeh” ( yang termulia dalam Rimba Persiiatan), sehingga dengan demikian, derajat Siauw lim<br />

pay yang sudah dipertahankan selama ribuan tahun akan merosot." (In soe: Guruku yang<br />

budinya besar).<br />

Mendengar itu, bukan main gusarnya Boe Kie. "Goan tin benar-benar jahat!" katanya di<br />

dalam hati. "Dengan lidahnya yang beracun, dia lagui ketiga pendeta itu yang selama puluhan<br />

tahun menutup diri. Hmm ! .... Dia coba menggunakan tangan mereka untuk membinasakan<br />

tokoh-tokoh Rimba Persilatan."<br />

Salah seorang pendeta tua itu mengeluarkan suara di hidung. "Ya, kau boleh bicara dengan<br />

dia," katanya."<br />

Ketika itu hujan belum berhenti dan guntur saban-saban bergemuruh, sehingga keadaan jadi<br />

lebih menyeramkan. Goan tin pergi ke antara tiga pohon siong itu, berlutut dan berkata "Cia<br />

Soen, apa kau sudah pikir masak-masak? Begitu lantas kau beritahukan, dimana To liong-to<br />

disembunyikan, aku akan segera melepaskan kau."<br />

Boe Kie heran,"Apa Giehoe dikurung dalam penjara di bawah tanah?" tanyanya didalam<br />

hati."<br />

Mendadak salah seorang pendeta tua membentak dengan gusar. "Goan tin! Seorang beribadat<br />

tidak boleh berjusta! Mengapa kau justai dia? Kalau dia beritahukan dimana adanya To liong<br />

to, apakah kau akan benar-benar melepaskan dia?"<br />

"Biarlah Thay soesiok mengetahui, bahwa menurut pendapat teecoe, meskipun sakit hati kita<br />

karena binasanya In-soe sangat mendalam, tapi kalau ditimbang-timbang antara dua soal, soal<br />

nama dan derajat partai kita adalah terlebih penting," jawabnya. "Asal dia beritahukan dimana<br />

adanya To liong to dan partai kita dapat memiliki golok mustika itu, kita boleh melepaskan<br />

dia. Dalam waktu tiga tahun, teecoe pasti akan bisa membalas sakit hatinya In soe."<br />

"Baiklah," kata pendeta tua itu. “Dalam Rimba Persilatan, kita harus mengutamakan<br />

kesatriaan. Perkataan itu yang sudah diucapkan adalah seperti melesatnya anak panah yang<br />

tidak bisa ditarik kembali. Biarpun terhadap orang jahat, murid Siauw lim sie tidak boleh<br />

hilang kepercayaan."<br />

Mendengar perkataan itu, Boe Kie mengakui bahwa, ketiga pendeta tersebut bukan saja<br />

berkepandaian tinggi, tapi juga luhur wataknya. Hanya sayang, tanpa merasa mereka sudah<br />

kena ditipu Goan tin.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1<strong>29</strong>8

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!