20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(pengawal) yang mencari Han Kie. Sebagaimana diketahui, rombongan itu telah menanyakan<br />

Lok Thung Kek, tapi diusir oleh si kakek. Sesudah mencari di seluruh Ban Hoat Sie usaha<br />

mereka tetap sia-sia. Beberapa orang mencurigai Lok Thung Kek yang dikenal sebagai<br />

seorang yang gemar akan paras cantik.<br />

Tapi semua orang merasa jeri terhadap si kakek. Siapa yang berani menepuk kepala harimau?<br />

Belakangan sebab kuatir dimarahi Ong Ya. Pemimpin rombongan yang bernama Ali Chewa<br />

mendapat satu tipu. Ia memerintahkan seorang boesoe yang berkedudukan rendah untuk<br />

mengetuk kamar Lok Thung Kek. Ia menganggap bahwa orang yang berkedudukan tinggi<br />

akan berlaku kejam terhadap orang yang bukan tandingannya. Dengan memberanikan hati,<br />

boesoe itu mengetuk pintu. Diluar dugaan, sesudah diketuk beberapa kali dari dalam tak ada<br />

jawaban. Sesudah menunggu beberapa lama, Ali Chewa jadi nekat dan mendobrak pintu.<br />

Begitu pintu terbuka, ia terkesiap karena melihat tiga sosok tubuh Ho Pit Ong, Soem Sam<br />

Hwie, dan Lie Sie Coei yang tergeletak di lantai. Ketika itu, Ho Pit Ong sudah hampir<br />

membuka jalan Darahnya sendiri. Dengan bantuan Ali Chewa, jalan darah yang tertotok<br />

segera terbuka. Sesudah Soem Sam Hwie dan Lie Sie Coei tertolong, dengan kegusaran yang<br />

meluap-luap Ho Pit Ong segera mengajak rombongan boesoe itu pergi ke menara dan<br />

mengurungnya. Dari bawah, ia berteriak-teriak menantang Kouw Touwtoo untuk bertempur<br />

sampai ada yang binasa.<br />

“Bangsat tua! Apa kau kira Hoan Yauw takut terhadapmu? Hoan Yauw balas mencaci.<br />

Didalam hati ia merasa bingung. Rahasianya sudah terbuka, tapi ia tak akan bisa melawan<br />

musuh yang jumlahnya begitu besar, sedang anggota keenam partai yang baru saja menelan<br />

obat dan belum pulih te<strong>naga</strong> dalamnya. Untuk sementara waktu belum bisa memberikan<br />

bantuannya.<br />

“Tauw Too jahanam! Kalau kau tidak mau turun, akulah yang akan naik ke atas! teriak pula<br />

Ho Pit Ong.<br />

Tiba-tiba Hoan Yauw mendapat akal. Ia masuk ke kamar Yoe Liong Coe dan keluar pula<br />

dengan membungkus tubuh Han Kie dan Lok Thung Kek. Sambil mengangkat kasur itu<br />

tinggi-tinggi, ia berteriak, “Tua bangka, begitu kau bertindak masuk pintu menara, begitu aku<br />

melemparkan tubuh lelaki dan perempuan cabul ini!<br />

Para boesoe mengangkat obor dan lapat-lapat mereka bisa melihat muka Lok Thung Kek dan<br />

Han Kie. Bukan main kagetnya Ho Pit Ong. “Soeko! Soeko! Bagaimana kau? teriaknya. Lok<br />

Thung Kek tidak menyahut. Hati Ho Pit Ong mencelos. Ia menduga, bahwa kakak<br />

seperguruannya telah dibinasakan Hoan Yauw. “Tauw Too bangsat! teriaknya bagaikan<br />

kalap. “Kau sudah membinasakan kakakku, aku bersumpah tak akan hidup bersama-sama<br />

dengan kau di dunia ini.<br />

Mendengar itu, Hoan Yauw segera membuka ah-hiat (jalan darah yang mengakibatkan gagu)<br />

si kakek yang lantas saja mencaci. “Tauw Too bangsat! Aku bersumpah mencincang badanmu<br />

seperti perkedel!... “ Baru mencaci sampai di situ, ah-hiat sudah ditotok lagi.<br />

Sesudah mendapat bukti bahwa soeheng-nya belum mati. Ho Pit Ong merasa lega dan demi<br />

keselematan jiwa sang kakak. Ia tidak berani maju lebih jauh.<br />

Untuk beberapa lama, Ho Pit Ong dan rombongan boesoe tidak berani bergerak. Hoan Yauw<br />

sendiri tentus saja sebiswa mungkin ingin mempertahankan keadaan itu. Ia perlu mendapat<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 993

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!