20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Han Heng tee" kata Pheng Eng Giok sambil tersenyum, "kaisar itu tolol, kejam dan doyan<br />

pelesir. Paling belakang dia memerintahkan penggalian sungai Hong ho. Rakyat sangat<br />

menderita dan bergusar. Mengapa saudara-saudara kita sudah memperoleh hasil-hasil baik di<br />

medan perang? Apa benar tentara rakyat serba kekurangan bisa melawan tentara Mongol yang<br />

gagah perkasa? Sebab musabab dari kemenangan kita ialah karena rakyat sudah. membenci<br />

Tat coe. Dalam setiap pertempuran, rakyat membantu kita. Kaisar tolol itu tak bisa<br />

menggunakan orang-orang pandai, Jenderal yang seperti Jie Lam ong selalu dihalang-halangi<br />

dan dicurigai. Kaisar bebodoran itu kuatir, bahwa kalau pahalanya sudah terlalu besar, raja<br />

muda tersebut akan merebut kerajaan. Maka itu perlahan-lahan dia mengurangi kekuasaan Jie<br />

Lam ong atas ketentaraan dan mengangkat jenderal-jenderal tolol untuk memimpin tentara,<br />

sehingga biarpun gagah perkasa, pasukan-pasukan Mongol sering kalah dalam medan perang.<br />

Inilah sebabnya mengapa aku mengatakan bahwa kaisar Tat coe itu pembantu kita yang<br />

sangat berharga."<br />

Han Lim Jie tersadar. Ia manggut-manggutkan kepalanya dan merasa kagum akan pandangan<br />

Pheng Eng Giok yang sangat jauh.<br />

"Apabila kita <strong>membunuh</strong> kaisar Tat coe itu, putera mahkota akan menggantikannya" kata pula<br />

Pheng Hweeshio. "Meskipun bodoh, dia tentu tak sebodoh ayahnya. Jika dia bisa<br />

menggunakan panglima-panglima yang pandai usaha kita bisa gagal seanteronya.''<br />

"Syukur sekali Taysoe berada disini" kata Boe Kie. "Kalau tidak, mungkin aku sudah<br />

menyerang dan merusak urusan besar."<br />

"Kauwcoe adalah seorang yang sangat penting dan memikul tugas berat untuk mengusir<br />

kekuasaan Tat coe" kata Pheng Eng Giok. "Maka itu Kauwcoe tak boleh menempuh bahaya<br />

secara sembrono. Seorang kaisar selalu dijaga keras dan diantara pengawalnya terdapat<br />

banyak orang yang berkepandaian tinggi. Meskipun gagah, Kauwcoe belum tentu bisa<br />

melawan mereka yang berjumlah sangat besar."<br />

Boe Kie mengangkat kedua tangannya dan berkata. "Aku merasa sangat berterima kasih<br />

untuk nasihat Taysoe dan aku berjanji akan memperhatikannya."<br />

Cie Jiak menghela napas. "Memang kau juga tidak boleh sembarangan menerjang bahaya"<br />

katanya. Di hari kemudian sesudah usaha kita berhasil, kursi <strong>naga</strong> tentu akan diduduki oleh<br />

Thio Kauwtjoe."<br />

Han Lim Jie bertepuk tangan. "Benar!“ serunya dengan suara perlahan.<br />

"Thio Kauwcoe jadi Hongtee. Cioe Kouwnio jadi Hong houw. Pheng dan Yo coesoe sebagai<br />

Yoe sin siang."<br />

Muka nona Cioe lantas saja berubah merah. Ia menunduk dengan sikap kemalu-maluan tapi<br />

sinar ujung matanya menandakan bahwa ia merasa girang sekali.<br />

Dengan sikap bingung Boe Kie sendiri buru-buru menggoyang-goyangkan kedua tangannya.<br />

"Han Hengtee, perkataanmu itu tak boleh dikeluarkan lagi!" katanya dengan suara sungguhsungguh.<br />

"Aku hanya bertujuan untuk menolong rakyat dari penderitaan, sesudah berhasil aku<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1226

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!