20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Benar, kata Boe Kie. Benda yang begini beracun tidak boleh dibiarkan lama-lama di dunia. Ia<br />

menjepit kipas itu dengan telunjuk dan jari tengah menimpuk ke bawah. Blas! kipas amblas<br />

ke dalam tanah dan apa yang terlihat hanyalah lubang kecil. Sin kang sehebat itu tak akan<br />

dapat dilakukan oleh siapapun jua yang berada di lapangan itu. Tanpa merasa semua orang<br />

bersorak-sorai.<br />

Sambil menjepit golok di bawah ketiaknya si jangkung menepuk tangan. Ambillah senjata,<br />

katanya.<br />

Boe Kie berwatak sederhana dan ia sebenarnya tak ingin menonjol-nonjolkan kebenarannya<br />

di hadapan orang. Tapi keadaan sekarang sangat luar biasa. Jika ia tak memperlihatkan Sin<br />

Kang dan menaklukkan semua orang, ia takkan bisa mencapai tujuannya untuk menghentikan<br />

permusuhan. Senjata apa yang cianpwee anggap pantas digunakan olehku? tanyanya.<br />

Si jangkung menepuk pundak Boe Kie dua kali. Bocah, kau mempunyai sifat yang menarik,<br />

katanya sambil tertawa, Kau boleh menggunakan senjata apapun jua, perlu apa kau tanya aku.<br />

Boe Kie tahu, bahwa tepukan itu tak bermaksud jahat, tapi orang yang menonton kaget bukan<br />

main, sebab kalau si jangkung menggunakan te<strong>naga</strong> dalam, pemuda itu bisa terluka berat.<br />

Mereka tak tahu, bahwa Boe Kie sudah melindungi sekujur tubuhnya dengan Sin Kang,<br />

sehingga andaikata si jangkung berlaku curang, ia takkan berhasil.<br />

Karena pemuda itu tak lantas menjawab, kakek itu berkata pula. Apakah kau akan turut<br />

perkataanku, jika aku menyebut senjata.<br />

Ya, jawabnya sambil tersenyum.<br />

Bocah, kau memiliki ilmu silat yang sangat tinggi dan kau tentu mahir dalam delapan belas<br />

senjata, kata si jangkung. Tapi sangat keterlaluan jika kau meladeni kami berdua dengan<br />

tangan kosong.<br />

Tangan kosong juga boleh, kata Boe Kie.<br />

Si jangkung menyapu seluruh lapangan matanya. Ia ingin cari senjata yang aneh. Tiba-tiba ia<br />

lihat beberapa buah batu besar di sudut sebelah kiri, berat setiap batu kira-kira dua ratus atau<br />

tiga ratus kati. Aku bersedia untuk mengalah terhadapmu dan kau boleh menggunakan senjata<br />

yang sangat berat itu, katanya seraya menuding beberapa batu itu. Sehabis berkata begitu, ia<br />

mendongak dan tertawa terbahak-bahak. Ia hanya berguyon. Batu-batu itu bukan saja sangat<br />

berat dan takkan bisa diangkat oleh manusia biasa, tapi juga tak ada pegangannya, tidak<br />

bergagang seperti senjata biasa, sehingga sangat mustahil bisa digunakan sebagai senjata.<br />

Tapi di luar dugaan sambil tersenyum Boe Kie berkata, Senjata itu agak luar biasa,<br />

Loocianpwee kelihatannya ingin menjajal kepandaianku. Seraya berkata begitu, ia<br />

menghampiri batu itu.<br />

Si jangkung menggoyang-goyangkan tangannya, Aku hanya main-main! teriaknya. Ambillah<br />

pedang untuk melayani kami!<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 779

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!