20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

In lee tak bisa menolak lagi. Ia segera membalut telunjuk tangan kanannya dengan sapu<br />

tangan dan kemudai menotok pundak Cia Soen. “Aduh!” ia menjerit, tubuhnya terpental<br />

setombak lebih dan ia jatuh duduk. Ia merasa kesakitan hebat, seolah2 tulang2nya patah<br />

semua.<br />

“Cia Hiantee, kau sungguh beracun,” kata Kim Hoa popo. “Sebab takut aku mendapat<br />

pembantu, kau bertindak untuk menyingkirkannya.”<br />

Cia Soen tidak lantas menjawab. Selang beberapa saat barulah ia berkata, “Anak ini sangat<br />

baik hatinya. Ia menotok hanya dengan menggunakan dua tiga bagian te<strong>naga</strong>. Ia membungkus<br />

jarinya dan tidak mengerahkan racun Cian coe, bagus2! Kalau dia tidak berhati mulia, racun<br />

laba2 sekarang sudah menyebar jantungnya dan ia tentu sudah menjadi mayat.”<br />

Mendengar itu, keringat dingin mengucur dari hati Boe Kie. Orang2 Beng Kauw memang<br />

agak kejam, pikirannya. “Gie hoe yg begitu mulia, tak urung telengas juga.”<br />

“A lee, mengapa kau begitu baik terhadapku?” tanya Ciao Soen.<br />

”Sebab kau … kau …. Adalah ayah angkatnya. Sebab kau dengan kesini untuk<br />

kepentingannya. Didalam dunia, hanya kita berdua, kau dan aku yg masih memperhatikan<br />

dia.”<br />

“Ah! Aku tak nyana kau begitu menyayangi Boe Kie. Hampir2 aku mengambil jiwamu. <strong>Mar</strong>i!<br />

Aku ingin membisikkan sesuatu dikupingmu.”<br />

Perlahan2, sambil menahan sakit, In Lee bangun berdiri lalu menghampiri Cia Soen.<br />

“Aku akan turunkan pelajaran semacam Lwee kang kepadamu,” bisik Cia Soen di kuping<br />

nona. “Lwee kang didapatkan olehku di Peng hwee to dan merupakan hasil jerih payahku<br />

selama seumur hidup.” Sebab berkata begitu ia segera membaca pelajaran tersebut, dari<br />

kepala sampai di buntut. Tentu saja In Lee tidak bisa lantas mengerti dan ia hanya coba<br />

menghafalnya. Sesudah membaca tiga kali beruntun Cia Soen bertanya “Apa kau sudah ingat<br />

semua?”<br />

“Ya” jawabnya.<br />

“Kau harus berlatih terus dan sesudah berlatih diri selama lima tahun, kau akan memperoleh<br />

hasilnya. Apa kau tahu maksudku yg sebenarnya dalam memberi pelajaran ini?”<br />

Tiba2 In Lee mengangis segak seguk, “Aku tahu… tapi… hal itu tidak bisa terwujud,”<br />

jawabnya dengan suara terputus2.<br />

“Apa yang kau tahu? Mengapa tidak bisa terwujud?” sambil bertanya begitu Cia Soen<br />

mengangkat tangannya. Jika In Lee memberi jawabyg tak menyenangkan, ia segera<br />

membinasakannya. Seraya mendekap muka dengan kedua tangannya, si nona berkata, “Ku<br />

tahu .. ku tahu, kau ingin aku mencari Boe Kie dan memberi pelajaran itu kepadanya.<br />

Kutahu.. kau ingin aku memiliki lweekangmu yg sangat lihai itu supaya aku bisa melindungi<br />

dia, supaya dia tak dihina orang. Tapi.. tapi…” ia tak bisa meneruskan kata2nya dan menangis<br />

menggerung gerung.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1052

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!