20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bukan main rasa terima kasihnya So So, ia mengerti, pada saat Coei San tak boleh diganggu<br />

maka ia pun segera meramkan kedua matanya dan tidak berani mengeluarkan sepatah kata.<br />

Mendadak terdengar suara "plok". Sebatang piauw melompat keluar kira-kira setombak<br />

jauhnya dan menghantam dinding gubuk perahu, disusul dengan mancurnya darah hitam dari<br />

lubang luka. Lengan yang hitam itu perlahan-lahan berubah merah, Sesaat kemudian, piauw<br />

kedua melompat keluar.<br />

Selagi Coei San mengempos semangat untuk mengeluarkan piauw yang terakhir sekonyong<br />

konyong terdengar seruan orang: "Hei! Apa In Kouw nio ada disitu?"<br />

Coei San heran, tapi karena sedang mengerahkan te<strong>naga</strong>, ia tidak menggubris.<br />

"Siang Tay coe lekas kemari!" demikian terdengar teriakan si tukang perahu. "Ada orang<br />

jahat mau menganiaya In Kouwnio."<br />

"Bangsat! Jangan kurang ajar!" demikian terdengar teriakan menggeledek dari sebuah perahu<br />

yang sedang mendatangi dengan cepatnya.<br />

In So So membuka matanya dan bersenyum, dengan paras seperti orang ingin meminta maaf<br />

untuk salah mengerti itu.<br />

Piauw yang ketiga ternyata masuk dalam sekali didaging si nona, sehingga sesudah tigakali<br />

menggunakan seantero te<strong>naga</strong> dalamnya, senjata rahasia itu belum juga bisa didesak keluar.<br />

Sementara itu sesudah terdengar suara penggayu memukul air sebuah perahu sudah datang<br />

dekat sekali. Sesaat kemudian, perahu si nona bergoyang sedikit, karena hinggapnya kaki<br />

manusia dipapan perahu. Tanpa menengok, Coei San terus mengempos semangat.<br />

Dengan tindakan lebar, orang itu masuk ke dalam gubuk perahu. Melihat kedua tangan Thio<br />

Ngo hiap mencekal lengan kiri si nona, ia tentu saja tidak menduga, bahwa pemuda itu tengah<br />

mengobati luka In So So. Dengan kegurasan meluap, ia mengangkat tangannya dan<br />

menghantam punggung Coei San, "Bangsat! Lepaskan !" bentaknya.<br />

Coei San tidak menangkis. Sambil menarik nafas, ia pasang punggungnya. "Bak!", pukulan<br />

itu kena tepat pada sasarannya.<br />

Sebagai salah seorang murid terutama dari Boe tong pay, Lweekang Thio Coei San sudah<br />

mencapai tingkat tertinggi dan ia memiliki juga kepandaian luar biasa.<br />

Demikianlah, tanpa bergerak, dengan ilmu "meminjam te<strong>naga</strong> memindahkan te<strong>naga</strong>", ia<br />

memindah kan te<strong>naga</strong> pukulan itu ketelapak tangannya sendiri. "Plok !", Bwee hoa piauw<br />

yang ketiga melompat keluar dari lengan In So So dan menancap di papan gubuk perahu!<br />

Sesaat itu, orang yang nenyerang sudah mengirim pukulan kedua. Ia terkesiap melihat akibat<br />

pukulannya yang pertama, sehingga tangannya yang tengah menyambar berhenti ditengah<br />

udara. "In Kouwnio! .. kau ... apa kau terluka?" teriaknya.<br />

Si nona tidak menyahut.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 145

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!