20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Boe Kie merasa dirinya seperti terbang ke angkasa jadi ketakutan dan berbisik. Cianpwee<br />

lepaskan aku untuk sementara waktu. Yang penting adalah menolong orang.<br />

Swee Poet Tek tak menyambut. Tiba2 ia mengikat karungnya yang lalu diputar2 beberapa<br />

kali. Bukan main kagetnya Boe Kie. Kalau terlepas jiwanya bisa melayang. Bocah! Aku<br />

bicara terang2an kepadamu. Aku adalah Poet thay Hweesio Swee Poet Tek. Yang<br />

dibelakangku Tiat Koan Toojin Thio Thiong. Orang yang berada di lembah itu bernama Cioe<br />

Tian. Kami bertiga dengan Leng bian Sianseng Leng Kiam dan Pheng Eng Giok Pheng<br />

Hweesio dikenal sebagai Bgo sian jin dari Mo Kouw. Apa kau tahu apa yang dinamakan Mo<br />

Kauw?<br />

Tahu. Jawabnya Kalau begitu taysoe adalah anggota Mo kauw.<br />

Aku dan Cioe Tian tidak suka <strong>membunuh</strong> orang. Kata pula Swee Poet Tek. Tapi Tit koan<br />

Toojin, Leng bian Sianseng dan Pheng Hweesio bisa mebunuh manusia tanpa berkedip. Kalau<br />

mereka tahu kau berada dalam karungku, sekali hajar saja, tubuh bisa hancur luluh,<br />

kata Boe Kie. Aku tak berdosa, mengapa?<br />

Apa kau anggap Tiat koat Toojin <strong>membunuh</strong> orang dengan lebih dulu menanyakan<br />

kedosaannya? memutus Swee Poet Tek. Aah! Kalau kau masih ingin hidup, mulai dari<br />

sekarang tak dapat kau mengeluarkan sepatah katapun. Mengerti?<br />

didalam karung Boe Kie manggut2kan kepala.<br />

Eh! Mangapa kau tak menjawab? tanya Swee Poet Tek.<br />

Bukankah kau melarang aku bicara? Boe Kie balas menannya.<br />

Swee Poet Tek tersenyum. Bagus kalau kau tahu. Katanya. Hei! Bagaimana keadaan Wie?<br />

perkataan yang belakangan itu ditujukan kepada Cioe Tian.<br />

Dia.dia.celaka besar!....celaka besar! jawab Cioe Tian dengan suara terputus2.<br />

Hm...saudara Wie masih bernafas, yang menolongnya?<br />

sebelum Cioe Tian keburu menjawab, Tiat Koan Toojin mendahului Cioe Tian, apa kau luka?<br />

Mengapa mukamu pucat?<br />

Tadi aku ketemu si kelelawar yang menggeletak seperti mayat, nafasnya sudah hampir putus,<br />

menerangkan Cioe Tian. Aku segera mengerahkan Lweekang untuk menolongnya. Diluar<br />

dugaan, racun dingun dalam tubuh si kelelawar benar2 lihay. Begitulah duduk persoalannnya.<br />

Cioe Tian kali ini kau telah melekukan auatu perbuatan mulia, kata Swee Poet Tek.<br />

Cioe Tian mengeluarkan suara di hidung. peduli apa mulia, atau jahat, katanya Si kelelawar<br />

sangat beracun dan aneh dari biasanya aku sangat membenci dia. Tapi kali ini dia melakukan<br />

perbuatan yang cocok dengan hatiku. Maka itu, aku coba menolongnya. Aku tak nyana, bukan<br />

saja aku tak berhasil, malah racun itu berbalik masuk ke dalam badanku. Celaka sungguh!<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 686

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!