20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Paras muka Lian Cioe lantas saja berubah. Ia sungguh tak mengerti, bagaimana adiknya yang<br />

begitu mulia bisa menikah dengan wanita sesat itu.<br />

Dilain pihak, So So pun merasa kurang senang terhadap Lian Cioe, karena Jie-hiap ini<br />

bersikap dingin tapi juga terus memanggil dengan panggilan "In Kouwnio" (nona In) dan<br />

tidak menggunakan "teehoe" (isteri dari adik lelaki). Maka itu, ia lantas saja berkata dengan<br />

suara tawar: "Siapa yang berbuat, ia yang harus bertanggung-jawab,<br />

urusan ini, aku pasti tak akan menyeret-nyeret pihak Boe tong pay. Suruh saja Siauw lim pay<br />

cari Peh bie kauw."<br />

Lian Cioe jadi gusar dan berkata dengan suara nyaring: "Dalam kalangan Kangouw, yang<br />

paling diutamakan adalah keadilan. Jangankan Siauw lim pay sebuah partai besar, anak<br />

kecilpun tak boleh dihina dengan mengandalkan kekuatan."<br />

Jika teguran pedas itu diberikan pada sepuluh tahun berselang, So So tentu sudah menghunus<br />

pedang. Tapi sekarang, biarpun darahnya meluap, sebisa-bisa ia menahan napsu.<br />

"Ajaran Jieko sedikitpun tak salah," kata Coei San seraya membungkuk.<br />

"Aku tak kepingin dengar ajaranmu," kata So So didalam hati dan sambil menarik tangan Boe<br />

Kie, ia bertindak keluar. "Boe Kie, mari kita meninjau perahu besar ini yang belum pemah<br />

dilihat olehmu," katanya.<br />

Sesudah isteri dan puteranya berlalu dari gubuk perahu, Coei San segera berkata dengan suara<br />

jengah. "Jieko, selama sepuluh tahun ini, aku...."<br />

"Ngotee," sang kakak memotong perkataannya sambil mengebas tangan. "Kecintaan antara<br />

kau dan aku adalah kecintaan darah daging. Dalam bahaya apapun juga, aku akan tetap berdiri<br />

didampingmu untuk hidup dsn mati bersama-sama. Urusan pernikahanmu, kau tak usah<br />

membicarakan dengaku. Sesudah kemali di Boe tong, kau boleh melaporkan kepada Soehoe,<br />

Jika Soehoe gusar dan lalu menjatuhkan hukuman, kita beramai, Boe tong Cit hiap, akan<br />

berlutut dihadapan Soehoe untuk memohon pengampunan. Puteramu sudah begitu besar dan<br />

aku tidak percaya, bahwa Soehoe akan cukup tega untuk memisahkan kau dengan anak<br />

isterimu."<br />

Bukan main rasa girang dan terima kasihnya Coei San. "Terima kasih atas kecintaan Jieko,"<br />

katanya dengan suara terharu.<br />

Jie Lian Cioe adalah seorang yang diluarnya kelihatan menyeramkan dan keras, sedang<br />

didalamnya, lembek dan mulia. Diantara Boe tong Cit hiap ialaj yang paling jarang berguyon,<br />

sehingga adik-adik seperguruannya lebih takut terhadapnya daripada terhadap Song Wan<br />

Kiauw. Tapi selain ditakuti, ia juga sangat dicintai, karena ia sangat mencintai saudarasaudara<br />

seperguruannya. Hilangnya Coei San mendukakan hatinya, sehingga hampir-hampir<br />

ia menjadi kalap. Pertemuan dengan si adik pada hari itu merupakan kejadian yang luar biasa<br />

menggirangkan, tapi ia tidak memperlihatkan kegirangannya itu pada paras mukanya dan<br />

malah sudah menegur So So dengan kata-kata keras.<br />

Sesudah berada berduaan, barulah ia mengutarakan isi hatinya dihadapan si adik. Apa yang<br />

paling dikuatirkan olehnya adalah keselamatan So So yang sudah <strong>membunuh</strong> begitu banyak<br />

murid Siauw lim sie dan ia merasa, bahwa peristiwa itu tidak mudah dapat dibereskan dengan<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 279

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!