20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ia tak menyana bahwa Cie Jiak memiliki Lweekang yang begitu kuat. Buru-buru ia<br />

mengempos semangat dan menyerang pula dengan memusatkan seantero pikirannya.<br />

Cambuk Cie Jiek seolah-olah selembar benang sutera, sedang tubuhnya berkelebat-kelebat<br />

dan terputar-putar tak henti-hentinya. Gerakan-gerakan itu baik cambuk maupun manusianya<br />

seperti juga bukan gerakan manusia biasa.<br />

Tiba-tiba HoanYauw berbisik. "Dia setan! Dia bukan manusia!"<br />

Mendengar perkataan itu Boe Kie menggigil. Kalau waktu itu ia bukan berada ditengah<br />

tengah ribuan orang.ia mungkin akan merasa bahwa yang dilihatnya adalah roh Cioe Cie Jiak.<br />

Ia mengenal dan pernah melihat macam-macam ilmu silat, tapi belum pernah menyaksikan<br />

ilmu yang seaneh itu. “Apa dia memiliki ilmu siluman?" tanya didalam hati.<br />

Tapi biarpun Cioe Cie Jiak lihay, Thay kek Kiam hoat yang digubah oleh Thio Sam Hong<br />

dapat dikatakan suatu ilmu pedang tertinggi di dalam dunia. Maka itu, meskipun tak bisa<br />

melukai lawan, sedikitnya untuk sementara waktu In Lie Heng masih dapat mempertahankan<br />

diri. Hanya banyak orang sudah lihat, bahwa pendekar Boe tong itu akan kalah, apa ia kalah<br />

dengan masih hidup atau kalah membuang jiwa adalah suatu yang masih belum bisa<br />

diramalkan.<br />

Tiba tiba terdengar teriakan nyaring. "Celaka! Song Ceng soe hampir putus jiwa. Cioe Toa<br />

ciangboen ! Kalau kau tak menemani lakimu waktu putus jiwa kau bakal jadi janda yang<br />

kurang terhormat."<br />

Semua orang menengok kearah suara itu, Yang teriak bukan lain dari pada Cioe Tian. Ia tahu<br />

bahwa berkat latihannya seorang jago Boe tong-pay sangat pandai dalam mempertahankan<br />

pemusatan pikirannya, hingga andaikan gunung Tay san roboh, paras mukanya bisa tak<br />

berubah.<br />

Melihat In Lie Heng jatuh dibawah angin ia coba membantu pendekar Boe tong itu dengan<br />

mengacaukan pemusatan pikiran Cioe Cie Jiak Tapi nyonya muda itu tenang2 saja dan terus<br />

bertempur tanpa memperdulikan teriakan itu.<br />

"Hai! Cioe Kauwnio dari Go bie pay !" teriak pula Cioe tian. "Lakimu sudah hampir putus<br />

jiwa. Dia mau memberi pesanan kepadamu. Dia kata, dia punya tiga kali tujuh dua puluh satu<br />

anak diluaran. Sesudah dia mati, dia minta kurawat anak2 itu supaya dia bisa mati dengan<br />

mata meram. Cioe Kauwnio! Apa kausuka meluluskan permintaan lakimu itu?"<br />

Mendcagar ocehan itu, banyak orang tertawa terpingkal-pingkal tapi Cioe Jiak tetap tak<br />

menghiraukan.<br />

"Aha!” Cioe Tian teriak pula. "Biat coat Soet hay! Sudah lama kita tak pernah bertemu. Apa<br />

kau baik?"<br />

Mendadak tanpa memutar tubuh Cie Jiak melompat kebelakang beberapa tombak jauhnya dan<br />

dengan berbareng menyabetkan cambuknya yang bagaikan seekor <strong>naga</strong> menyambar kemuka<br />

Cioe Tian. Si semberono yang sama sekali tak duga bakal diserang secara begitu, kaget tak<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1367

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!