20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Boe Kie lalu meminta beberapa potong kue phia dan memakannya dengan duduk di<br />

pembaringan batu.<br />

Sesudah makan beberapa suap, si nona mendadak merasa sedih dan air matanya turun di<br />

kedua pipinya. Tiba tiba ia melemparkan sumpit dan lalu mendekam di meja sambil menangis<br />

segak seguk.<br />

Lama juga ia menangis. Sesudah kedukaannya disalurkan, ia mengawasi keluar jendela. “Satu<br />

jam lagi siang akan berganti dengan malam,” katanya seorang diri. “Kemana Han Lim Jie<br />

akan dibawa? Kalau jejaknya tak dapat dicari, dia sukar ditolong lagi.”<br />

Boe Kie terkejut. Ia melompat bangun dan berkata, “Benar. Aku harus menolong Han heng<br />

tee terlebih dahulu.”<br />

“Cis! Tak tahu malu!” bentak Tio Beng. “Aku bukan bicara dengan kau.”<br />

Melihat lagak si nona Boe Kie merasa geli tercampur dongkol. Cepat cepat ia menghabiskan<br />

kuenya dan lalu berjalan keluar dengan tindakan lebar.<br />

“Aku ikut!” teriak Tio Beng.<br />

“Tak boleh!”<br />

“Mengapa?”<br />

“Kau <strong>membunuh</strong> piauw moayku. Mana bisa aku berjalan sama sama musuh?”<br />

“Baik. Nah, kau pergilah!”<br />

Boe Kie segera bertindak keluar, tapi baru beberapa langkah, ia merandek. “Perlu apa kau<br />

berdiam di sini?” tanyanya.<br />

“Tunggu Giehoemu. Aku akan memberitahu bahwa kau pergi untuk menolong Han Lim Jie.”<br />

“Gie hoe sangat membenci kejahatan. Ia tak akan mengampuni kau.”<br />

Tio Beng menghela napas. “Jika aku mesti mati, aku takkan mempersalahkan siapapun jua,”<br />

katanya. “Aku mati sebab nasibku buruk.”<br />

Boe Kie mengawasi si nona. “Sebaiknya kau menyingkir untuk sementara waktu,” katanya<br />

dengan suara membujuk. “Sesudah aku kembali, kita bisa berdamai lagi.”<br />

“Tak ada tempat untuk aku menyingkirkan diri.”<br />

“Sudahlah! Kau ikut aku menolong Han Lim Jie.”<br />

Tio Beng tertawa. “Ingatlah, kaulah yang mengajak aku,” katanya. “Bukan aku yang<br />

memohon mohon.”<br />

“Hm… kau merupakan binatang iblis bagi diriku. Rupa rupanya memang sudah nasibku<br />

semenjak bertemu dengan kau, aku selalu menderita.”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1163

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!