20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

melihat, ayah angkatnya belum tentu dapat menandingi salah seorang dari mereka. Ia<br />

melompat bangun dan berlari lari ke kamar Tio Beng. “Tio Kouwnio, kemana perginya Hian<br />

beng Jie loo?” tanyanya.<br />

“Mungkin mereka menyusul ke selatan, sebab rupa rupanya mereka anggap aku masuk ke<br />

daerah Kwan lwee sesudah aku meloloskan diri,” jawabnya.<br />

“Apa benar?”<br />

“Kalau tak percaya, perlu apa kau tanya?”<br />

Boe Kie tertegun. Ia berdiri di depan kamar tanpa bisa mengeluarkan sepatah katapun jua.<br />

“Kalau aku mengatakan, bahwa aku sudah menyuruh Hian beng Jie loo datang kesini untuk<br />

membinasakan Cia tayhiap dan Cioe Kouwniomu yang tercinta, apa kau percaya?” tanya si<br />

nona.<br />

Perkataan itu kena jitu di hati Boe Kie. Sekali menendang, pintu terpental. Dengan paras<br />

muka merah padam, ia berkata. “Kau…. Kau…..”<br />

Jilid 64___________________<br />

Melihat paras yang menakuti, si nona baru ketakutan. Ia merasa menyesal, bahwa ia sudah<br />

mengeluarkan kata-kata itu. “Jangan marah!” katanya terburu-buru. “Aku hanya guyonguyon.”<br />

Dengan sorot mata bagaikan pisau, Boe Kie menatap wajah si nona. “Tio Kouw Nio,<br />

bicaralah terang-terangan….. “ katanya dengan suara menyeramkan. “Kau tidak takut datang<br />

di sini… kau tidak takut bertemu dan dipadu dengan Gie Hoe. Apakah itu berarti, bahwa kau<br />

sudah tahu mereka berdua sudah mati, sudah tak ada lagi didalam dunia ini?” seraya berkata<br />

begitu, ia maju beberapa tindak, sehingga dengan sekali menghantam, ia akan bisa mengambil<br />

jiwa nona Tio.<br />

Tio Beng balas mengawasi mata pemuda itu. “Thio Boe Kie,” katanya dengan suara sungguhsungguh.<br />

“Aku bicara terus terang kepadamu. Dalam hal-hal di dunia ini, kecuali kau lihat<br />

dengan mata sendiri, kau tidak boleh lantas percaya. Lebih-lebih kau tidak boleh memikirkan<br />

yang bukan-bukan dan menarik kesimpulan sendiri. Jika kau mau <strong>membunuh</strong> aku,<br />

sekarangpun kau boleh turun tangan. Tapi kalau sebentar Gie Hoe-mu datang, bagaimana<br />

perasaanmu?”<br />

Kegusaran Boe Kie lantas saja mereda, bahkan ia merasa malu sendiri. “Apabila Gie Hoe<br />

tidak kurang suatu apa, aku tentu saja merasa sangat girang.” Katanya dengan suara perlahan.<br />

“Kau tidak boleh guyon-guyon dalam soal keselamatan ayah angkatku.”<br />

Tio Beng mengangguk. “memang, memang tak pantas aku mengeluarkan kata-kata itu.”<br />

Katanya. “Kuharap kau suka memaafkan.”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1166

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!