20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Boe Kie tidak berani membuka mulut lagi. Tapi sebagai seorang yang beradaat angkuh, diamdiam<br />

ia mengambil keputusan untuk menolak pertolongan para pendeta itu, andaikata<br />

pertolongan itu mau diberikan.<br />

Selagi Sam Hong menohon dan memohon lagi, tiba-tiba terdengar suara tindakan kuda dan<br />

lima orang penunggang kuda kelihatan mendatangi. Orang yang berjalan paling depan<br />

bertubuh tinggi besar dan beroman garang, macamnya seperti satu pagoda besi. Begitu tiba<br />

didepan Lip soat teng, ia menahan les dan berseru: "Bagus!"<br />

Teriakan "bagus!" itu bagaikan suara halilintar, sehingga semua orang terkejut.<br />

Sambil mengawasi Kong boen, orang itu berkata: "Bwee Ciok Kian dari Boe san pang ingin<br />

bertemu dengan Hong thio Siauw lim Sie. Harap kalian sudi melaporkannya."<br />

Kata kata itu yang diucapkan secara biasa, kedengaran sangat keras dan menusuk telinga.<br />

Rupanya, sebab memiliki suara keras yang wajar, ditambah dengan daya Lweekang, maka<br />

suaranya begitu hebat.<br />

Mendengar nama Bwee Ciok Kian, Boe Kie lantas saja ingat peristiwa yang dialaminya pada<br />

dua tahun berselang, yaitu waktu ia menghajar Ho Losam yang telah mengancamnya dengan<br />

ulat berbisa. Melihat kegarangan orang itu, ia lalu bersembunyi dibelakang sang kakek guru,<br />

karena kuatir dikenali.<br />

Kong boen mengerutkan alis. Ia yakin, bahwa tujuan Bwee Ciok Kian adaiah untuk<br />

menyelidiki tempat sembunyinya Cia Soen. Mengingat begitu, ia jadi lebih mendongkol<br />

terhadap Coei San dan isterinya yang dianggapnya sudah menyebar bibit penyakit. "Ada<br />

urusan apa tuan mencari Hong thio kuil kami?"<br />

Bwee Ciok Kian segera melompat turun dari tunggangannya, dan menjawab seraya<br />

merangkap kedua tangannya: "Aku ingin menyelidiki kediamannya seorang."<br />

"Seorang, pendeta tidak mencampuri urusan luar, ia hanya membaca kitab dan<br />

bersembahyang," kata Kong tie. "Jika Bwee Pangcoe ingin menyelidiki kediaman seseorang,<br />

Siauw lim sie bukan tempatnya."<br />

"Bolehkah aku mendapat tahu, siapa adanya Taysoe ?" tanya Ciok Kian.<br />

"She dan nama adalah sesuatu yang berada di luar badan dan seseorang boleh menggunakan<br />

ilmu apapun jua," jawab Kong tie secara menyimpang.<br />

"Hai! Nama saja Taysoe sungkan memberitahukan," kata Bwee Ciok Kian dengan suara<br />

keras. "Kalau begitu, perjalananku ke Siong san percuma saja."<br />

Mendadak Kong tie mendapat serupa pikiran "Belum tentu percuma." katanya. "Bukankah<br />

Pangcoe ingin menyelidiki tempat kediaman Kim mo Say ong Cia Soen ?"<br />

"Benar, puteraku yang sulung telah dibinasakan oleh Cia Soen" jawabnya, "Jika Taysoe dapat<br />

memberi petunjuk, segenap anggauta Boe san pang akan berterima kasih tidak habisnya."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 376

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!