20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sehingga badannya berubah sangat kurus. Iapun menerangkan bahwa peristiwa itu ditutup<br />

rapat2 dari kuping sang guru.<br />

“Kita harap saja Song suko bisa cepat2 tersadar, supaya Toesupeh ayah dan anak bisa<br />

berkumpul kembali,” kata Boe Kie.<br />

“Ya kita semua berharap begitu,” kata sang paman.<br />

Selama satu jam, jumlah tamu yang datang terus bertambah, Ho Kian Siang sat dan jago<br />

pedang dari Ceng hay pay yang malam itu menyerang tiga tetua Siauw Lim, juga turut datang<br />

Hwa san pay dan koong tong pay. Koen loen pay dan lain2 partai mengirim wakit. Hanya<br />

orang Go bie pay yang tak muncul. Boe Kie mengharap2 Cie Jiak datang sendiri, supaya ia<br />

bisa memberi keterangan tentang sikapnya yang luar biasa pada hari itu. Tapi dalam<br />

mengharap2, hatikecilnya merasa tak enak untuk bertemu muka daengan nona Cie.<br />

Rombongan Beng Kauw menempati ruangan ada disebelah barat dan mereka tidak bercampur<br />

dengan orang banyak. Boe kie sengaja mengambil tindakan penjagaan, sebab Beng Kauw<br />

mempunyai banyak musuh dan kalau musuh bertemu dengan musuh akibatnya bisa<br />

mengacaukan Eng hiong tay hwee.<br />

Menjelang Ngo sie (atau jam sebelas siang sampai lohor) para tie kek ceng mengundang para<br />

tamu supaya berkumpul disebuah lapangan luas yang terletak disebelah kanan kuil. Diatas<br />

lapangan itu semula sebbuah kebun sayur yang luasnya beberapa ratus bauw, didirikan<br />

belasan gubuk raksasa yang diatur meja2 dan kursi2 yang baru selesai dibuat. Atas undangan<br />

tie kek ceng, para tamu lantas mengambil tempat duduk.<br />

Sesudah para tamu berduduk, sebaris demi sebaris, menurut tingkatannya, para pendeta keluar<br />

dari kuil untuk memulai pertemuan resmi dengan orang2 gagah di kolong langit. Barisan<br />

terakhir ialah Kong tie seng ceng yang diikuti oleh sembilan pendeta tua dari Tat mo tong.<br />

Mereka menuju ketengah2 lapangan dan sesudah memberi hormat, Kong tie berkata:<br />

“Hari ini para enghiong datang berkunjung dan membikin terang muka Siauw Lim sie. Hanya<br />

menyesal Heng Thio soeheng mendadak sakit dan tidak bisa menemui para tamu yg<br />

terhormat. Ia meminta loolap untuk menghaturkan maaf kepada kalian semua.”<br />

Jilid 73_____________________________<br />

Boe Kie heran. “Hari itu ketika Kong-boen Taysoe datang bersembahyang kepada Gwakong,<br />

mukanya tidak menunjukkan orang sakit,” pikirnya. “Apa bias jadi orang yang mempunyai<br />

Lweekang seperti dia bisa mendadak mendapat sakit berat? Apa bukan ia terluka?”<br />

Sesudah berdiam sejenak Kong tie berkata pula, “Kim mo Say ong Cia Soen banyak dosanya<br />

dan sekarang kami berhasil menangkap dia. Karena Siauw lim-pay tidak berani mengambil<br />

keputusan sendiri, maka kami sudah mengundang orang-orang gagah dalam Rimba Persilatan<br />

untuk merundingkan cara menghukumnya.” Dalam mengucapkan pidato pembukaan itu,<br />

Kong tie seperti sedang berduka, sedang memikirkan sakitnya Kong boen Taysoe.<br />

Eng hiong Tayhwee yang terakhir diadakan Keng cie kwan dan selama lebih kurang seratus<br />

tahun belum pernah diadakan lagi pertemuan orang-orang gagah yang sedemikian besar.<br />

Maka itu, kejadian ini merupakan salah satu kejadian terpenting dalam dunia persilatan. Tapi<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 13<strong>29</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!