20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

katanya. Kusenang melihat cara makanmu. Kau agak berlainan dengan lain manusia. Tanpa<br />

mencelakai kau, aku sudah merasa senang.<br />

Rasa senang yang sejati adalah rasa senang yang didapat karena melihat orang lain merasa<br />

senang. Kata Boe Kie.<br />

Nona itu tertawa dingin. Huh! ia mengeluarkan suara di hidung. Biarlah aku berterus terang<br />

terhadapmu. Hari ini hatiku senang dan aku tidak mencelakai kau. Tapi dilain hari, bila aku<br />

tak senang, mungin sekali aku akan menghajar kau, sehingga kau hidup tidak, matipun tidak.<br />

Kalau terjadi kejadian itu, jangan kau menyalahkan aku.<br />

Boe Kie menggeleng kepalanya. Kau takkan mampu menghajar aku, katanya.<br />

Mengapa begitu? tanya si nona.<br />

Sedari kecil aku sudah biasa dihajar oleh manusia jahat, jawabnya. Aku dihajar hingga besar.<br />

Makin dihajar, aku makin alot.<br />

Lihat saja buktinya nanti, kata nona itu.<br />

Boe Kie tersenyum dan berkata pula. Sesudah lukaku sembuh, aku akan menyingkir jauh<br />

jauh. Kau takkan bisa menganiaya aku lagi.<br />

Kalau begitu, lebih dahulu aku akan putuskan betismu sehingga kau seumur hidup takkan bisa<br />

berpisahan lagi denganku, kata si nona.<br />

Mendengar suara dingin bagaikan es, Boe Kie bergidik. Ia mersa, bahwa perkataan itu bukan<br />

diucapkan seenaknya saja dan bahwa apa yang dikatakannya dapat dilakukan oleh wanita itu.<br />

Sementara itu, setelah mengawasi Boe Kie beberapa saat, si nona menghela nafas.<br />

Sekonyong-konyong paras mukanya berubah. Tioe pat koay bentaknya. Apakah betis<br />

anjingmu tak pantas dibacok putus olehku? Mendadak ia berbangkit, merampas potongan<br />

daging ayam, kaki kambing dan kue phia yang belum dimakan dan melemparkannya jauhjauh.<br />

Sesudah itu dengan penuh amarah, ia meludahi muka Boe Kie.<br />

Boe Kie menatap wajah si nona. Ia merasa, bahwa gadis itu bukan sengaja benar2 bergusar<br />

dan juga tak sengaja mau menghina dirinya, karena pada paras mukanya terlihat sinar<br />

kedukaan yang sangat besar. Boe Kie adalah seorang yang mempunyai perasaan halus dan<br />

bisa turut merasakan penderitaan orang lain. Ia ingin sekali menghibur, tapi untuk sementara<br />

ia tak tahu apa yang harus dikatakannya.<br />

Melihat sikap Boe Kie, nona itu berhenti meludah. Tioe pat koay! bentaknya. Apa yang<br />

sedang dipikir olehmu?<br />

Nona, mengapa kau kelihatannya begitu menderita? Boe Kie balas menanya. Beritahukanlah<br />

kepadaku.<br />

Karena ditanya dengan perkatann lemah lembut, gadis itu tak dapat jalan untuk mengumbar<br />

nafsunya lagi. Sekonyong2 ia duduk pula disamping Boe Kie dan menangis sedu sedang<br />

sambil memeluk kepalanya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 604

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!